Perjalanannya yang sukses membantunya menjadi seorang penulis dan mendapatkan pekerjaan sebagai koresponden khusus untuk majalah Outing yang kemudian mengirimnya ke Liverpool.
(Baca juga: Kisah Pasangan Muslim yang Turut Bantu Membersihkan Gereja Santa Lidwina Bedog)
Tahun 1885, dia memulai perjalanan bersepeda kedua melalui Eropa.
Eropa
Thomas Stevens melakukan perjalanan melalui Prancis, Jerman, Austria, Hongaria, Slovenia, Serbia, Bulgaria, Rumania, dan Turki.
Setelah beristirahat sebentar di Konstantinopel, sekarang Istanbul, dia melanjutkan perjalanannya ke Timur Tengah.
(Baca juga: Tragis, TKI di Malaysia Ini Dipaksa Tidur di Luar Bersama Anjing Selama Satu Bulan)
Kemudian, Stevens menghadapi beberapa hambatan. Dia tidak bisa pergi ke Siberia karena izin untuk bepergian ditolak oleh pemerintah setempat, sehingga dia harus menemukan cara lain.
Asia
Setelah diusir oleh pemerintah setempat untuk melewati Afghanistan, dia memutuskan untuk naik kapal ke Baku, kemudian dia naik kereta ke Batumi, lalu kembali ke Konstantinopel, dan akhirnya tiba di India.
Perjalanan perahu lainnya, Stevens kembali naik sepedanya, bepergian melalui China. Dia tidak memiliki pengetahuan tentang bahasa tersebut, sehingga menghadapi banyak kesulitan saat bertanya jalan.
(Baca juga: Apes! Jual Semua Barang untuk Keliling Dunia, Pasangan Ini Malah Kehilangan Hartanya Dalam Waktu 20 Menit)
Perjalanan Thomas Stevens berakhir pada 1886 saat dia tiba di Yokohama, Jepang.Dia tiba di rumahnya di San Francisco pada tahun 1887 dengan wajah kemenangan sekaligus kelelahan.
Dengan peralatan minim, tidak ada GPS , dan kondisi perjalanan yang buruk di saat itu, pencapaian pria ini nampaknya sangat luar biasa.
Thomas Stevens kembali ke negara kelahirannya pada tahun 1895 di mana dia menjadi manajer Teater Garrick di London dan menjalani kehidupan yang tenang bersama istrinya, Frances Vanbrugh.
(Baca juga: DPR Sahkan Revisi UU MD3, Kini Rakyat yang Mengkritik DPR Bisa Dipidana)
Source | : | wikr.com |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR