Untuk pasangan yang baru menikah, ada panggilan baru yakni Induk dan Bepak Mentaro.
Inilah proses perubahan status pada adat Orang Rimba dan nama yang sudah disandang sejak lahir seketika akan dilarang disebutkan.
Tentu perlu penyesuaian terutama untuk orang meru (orang asing) beradaptasi dengan panggilan mereka yang baru.
Perubahan itu masih berlanjut ketika mereka kelak mempunyai anak. Dari Induk dan Bepak Mentaro akan berganti ke Induk dan Bepak (ibu dan bapak) diikuti nama anak sulung mereka.
Lalu masih akan berubah lagi. Jika salah satu dari pasangan tersebut meninggal maka panggilan tidak akan lagi menggunakan nama si sulung, akan tetapi menggunakan si bungsu.
“Tanti bakal tekena kedulat,” tutur Mijak Tampung (nanti bakal terkena kutuk) tentang Orang Rimba masih menjaga adat nama tersebut.
Mijak juga menuturkan, panggilan dengan nama anak sulung merupakan simbol rumah tangga.
Ketika salah satu dari pasangan keluarga tersebut meninggal dunia maka simbol rumah tangga tersebut berubah.
Beda halnya ketika terjadi perceraian, maka nama anak sulung akan dibawa oleh si induk hingga dia kelak akan menikah dan mempunyai anak dengan jenton lain.
Sedangkan untuk si duda kembali ke nama semasa lajang selama dia belum menikah lagi. Lingkaran pergantian nama tersebut masih terjaga dengan baik hingga sekarang.
S jadi Y
Seorang anak bernama Benapay memprotes nama yang tertulis di buku tulisnya. Dia lalu mengganti huruf “y” dengan “s”.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR