Intisari-Online.com - Kemampuan anak ibarat benih yang perlu dipelihara dan dipupuk agar tumbuh dengan baik.
Kalau lingkungan tidak memberikan pemeliharaan dan perlindungan terhadap rangsangan yang berlebihan, maka potensi serta kemampuan-kemampuan tertentu tidak dapat terwujud.
Anak dilahirkan dengan 10 miliar neuron (sel syaraf) di otaknya.
Tiga tahun pertama sejak lahir merupakan periode ketika miliaran sel glial terus bertambah untuk memupuk neuron.
(Baca juga: Cara Mengusir Sakit Kepala Dalam 5 Menit Tanpa Pil Ataupun Obat Kimia)
Sel-sel syaraf ini dapat membentuk ribuan sambungan antarneuron yang disebut dendrite yang mirip sarang laba-laba, dan axon yang berbentuk memanjang.
Otak anak usia 6 - 7 tahun besarnya dua per tiga otak orang dewasa, tapi memiliki 5 - 7 kali lebih banyak sambungan antarneuron daripada otak anak usia 18 bulan atau orang dewasa.
Otak mereka memang punya kemampuan besar untuk menyusun ribuan sambungan antarneuron.
Namun, kemampuan itu berhenti pada umur 10 - 11 tahun jika tidak dikembangkan atau digunakan.
Saat itu enzim tertentu dilepaskan dalam otak dan melarutkan semua jalur atau "urat" syaraf (pathways) yang tidak termielinasi dengan baik (mielinasi adalah proses pembungkusan jalur syaraf dengan myelin yang berujud protein-lemak).
Perkembangan otak anak yang sedang tumbuh melalui tiga tahapan, mulai dari otak primitif (action brain), otak limbik (feeling brain), dan akhirnya ke neocortex (atau disebut juga thought brain, otak pikir).
Meski saling berkaitan, ketiganya punya fungsi sendiri-sendiri.
Otak primitif mengatur fisik kita untuk bertahan hidup, mengelola gerak refleks, mengendalikan gerak motorik, memantau fungsi tubuh, dan memproses informasi yang masuk dari pancaindera.
(Baca juga: Bukan Daging, Inilah Menu Makan Siang Paling Enak dalam Pendidikan Komando Marinir yang Sangat Keras Itu)
Saat menghadapi ancaman atau keadaan bahaya, bersama dengan otak limbik, otak primitif menyiapkan reaksi "hadapi atau lari" (fight or flight response) bagi tubuh.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR