Namun, ia tidak merasa cukup kuat melawan pasukan Mongol secara langsung, jadi harus dipakai taktik lain.
Kesempatan itu muncul ketika panglima pasukan Mongol menagih janji.
Wijaya pernah menjanjikan dua putri Singasari kepada panglima, sebagai imbalan mengalahkan Jayakatwang.
Wijaya pun melancarkan tipu muslihatnya. Katanya, kedua putri itu takut melihat senjata. Seluruh pasukan diminta untuk tidak membawa senjata ketika menjemput mereka.
Di tengah perjalanan, pasukan Mongol yang bertangan kosong itu tiba-tiba disergap oleh pasukan Wijaya dan Wiraraja.
Sejarah mencatat kurang-lebih tiga ribu prajurit kapal yang tersisa. Pasukan Mongol meninggalkan tanah Jawa pada tanggal 13 Mei 1293.
Mereka yang kabur ke laut terus berlayar Iewat Kalimantan Barat untuk kembali ke daratan Cina.
Pada waktu singgah di Kalimantan Barat, konon Panglima I-heh Mi-shih memerintahkan 7 orang perwiranya beserta 250 prajurit untuk membangun basis perbekalan di Kalimantan Barat.
Basis perbekalan ini agaknya disiapkan untuk suatu penyerbuan balasan ke Jawa.
Hancurnya pasukan Mongol oleh kecerdikan Wijaya diakui pula oleh orang-orang Cina yang dimuat dalam berita Cina: "Pada bulan keempat, pada hari kedua Wijaya disuruh kembali ke Majapahit untuk menyiapkan upeti. Orang yang diperintahkan mengawal Wijaya adalah Nieh-chih-pu-ting dan Kan-chou-pu-hua dengan membawa 200 prajurit. Pada hari ke-19, Wijaya berontak dan meninggalkan pasukan kami. Pasukan yang tertinggal mengadakan perlawanan. Nieh-chihpu-ting, Kan-chou-pu-hua, dan Feng Hsiang, ketiganya gugur dalam pertempuran melawan Wijaya."
Sejarah berjalan terus. Wijaya akhirnya menjadi penguasa tunggal tanah Jawa dengan mendirikan dan mengembangkan Kerajaan Majapahit.
Kerajaan ini selanjutnya sanggup mempersatukan wilayah-wilayah Nusantara.
(Baca juga: Ditinggal Kekasihnya Karena Tidak Cantik, Perempuan Ini Ubah Penampilannya, Hasilnya Bikin Pangling!)
(Ditulis oleh Bambang Budi Utomo. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juni 1989)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR