Demi suara "malaikat"
"Anak laki-laki itu dibius dengan opium dan selama beberapa waktu ditaruh di dalam bak mandi berisi air panas, sampai ia berada di tingkat tidak merasakan apa-apa lagi. Saat itulah buah zakarnya dipotong."
Demikian tertera dalam sebuah "Traktat tentang orang kasim" keluaran tahun 1707 di Italia.
Waktu itu setiap tahun diperkirakan ada sekitar 5:000 anak laki-laki di sana dikebiri. Setelah beberapa hari operasi, lebih dari 60% tewas akibat perdarahan atau infeksi yang mengerikan.
Yang selamat dimasukkan ke sekolah seni untuk dididik keras selama tujuh tahun dalam membawakan lagu-lagu rohani.
(Baca juga: Duh, Bayi Ini Tidak Boleh Dipotong Tali Pusarnya Oleh Ibu Kandungnya Sendiri)
Sebenarnya pada masa itu pun perbuatan mengebiri sudah diancam hukuman mati. Tapi repotnya, waktu itu wanita masih terlarang jadi penyanyi lagu rohani.
Di samping itu yang sudah telanjur jadi anggota paduan suara tidak rela kerluar karena normalnya, suara melengking bocah penyanyi dalam waktu cepat akan pecah.
Tindak pengebirian, kalau sukses, akan mempertahankan suara bocah yang tinggi, nyaring dan bening, meski tubuh si anak sudah akil-balik dan berkembang memiliki dada bidang.
Suara lengkingan bening yang bisa mencakup tiga setengah oktaf sudah tentu bukan main!
Pada abad XVIII, pergelaran musik sekuler jadi berkembang hebat dalam rupa musik opera. Para komponis terbaik zaman itu, seperti Monteverdi, Palestrina, Handel, dan Mozart, menuliskan karya mereka untuk pertunjukan-pertunjukan yang biasanya terdiri atas 10 orang kasim dan hanya seorang bersuara bariton dan seorang bersuara bas.
Orang kasim penyanyi yang terkenal waktu itu ialah Carlo Broschi, dikenal sebagai Farinelli (17,05 - 1782). Tak beda dengan megabintang zaman sekarang, suaranya bisa membuat pendengarnya histeris.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR