Meskipun begitu mereka meyakinkan bahwa serangan telah berhasil. Sementara itu pengintai di darat melaporkan bahwa kawat berduri belum terpotong.
Tetapi laporan ini diabaikan oleh perwira senior. Akibatnya mereka tidak tahu kalau serangan yang dilancarkan telah gagal membungkam artileri Jerman.
Sebaliknya, serangan justru membuat pasukan artileri Jerman bersiaga penuh untuk membalas serangan.
Kebanyakan pasukan Inggris di Somme merupakan rekrutan baru.
Mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk dilatiih taktik yang lebih rumit dari sekadar memanjat tembok penghalang dan bergerak maju ke wilayah musuh.
Berbekal keberanian, pasukan infanteri Inggris bergerak maju.
Namun begitu mereka masuk melewati batas pertahanan Jerman.
Tapi tiba-tiba pasukan Jerman keluar dari perlindungan dan menembakkan senapan mesin mereka.
Betul-betul pertempuran penuh pertumpahan darah. Hanya dalam waktu satu jam sejak serangan dimulai, Inggris sudah kehilangan 30.000 pasukannya.
Bahkan upaya memanfaatkan terowongan tidak sepenuhnya berhasil.
Di bawah garis pertahanan Jerman, Inggris menggali terowongan dan diisi bahan peledak.
Tetapi ledakan ini ternyata hanya memberi efek gempa kecil.
Pasukan Jerman yang tepat berada di atas terowongan memang tak terelakkan menjadi korban.
Meskipun begitu, masih banyak pasukan Jerman yang tidak terbunuh.
Pasukan yang luput dari ledakan justru menganggapnya sebagai sebuah peringatan.
Sebuah laporan Jerman mencatat, “Ledakan itu adalah sebuah tanda bagi serangan infanteri, semua bersiap dan berdiri diundakan terendah dalam lubang perlindungan’’.
‘’Senapan di tangan, menunggu serangan. Dalam beberapa menit hujan tembakan berhenti, dan kami keluar’’ .
‘’Di depan kami gelombang demi gelombang pasukan Inggris merayap keluar dari parit, berjalan menuju kami, bayonet mereka berkilauan kena matahari.”
Dalam sekejap pasukan Inggris itu pun binasa tersapu tembakan gencar senapan mesin Jerman.
(Baca juga: Kisah Pilu Marina Chapman: Dibuang ke Hutan, Dirawat Kera, Lalu Dijadikan Budak Seks)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR