Intisari-Online.com - Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD terkenal cukup aktif 'berkicau' di Twitter.
Tentu saja, karena latar belakang dirinya di bidang hukum, khususnya hukum tata negara, kebanyakan cuitan Mahfud berisi seputar hukum.
Beberapa kali Mahfud menulis cuitan mengenai korupsi di Indonesia.
Namun tidak demikian dengan cuitan Mahfud pada Rabu (31/1/2018).
(Baca juga: Dibuat oleh Pelukis yang Sedang Depresi, 10 Lukisan Gelap nan Misterius Ini Benar-benar Menyeramkan)
Bukannya memberikan cuitan yang serius, kali ini Mahfud menceritakan pengalaman lucunya saat diwawancara oleh wartawan.
Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Islam Indonesia ini mengaku dirinya ditanya tentang "pelakor".
Tanpa pikir panjang, beliau pun menjawab panjang lebar, tapi bukan soal "pelakor", melainkan "koruptor".
Merasa kurang up to date tentang istilah-istilah saat ini, Mahfud pun merasa dirinya ketinggalan istilah "pelakor", lalu menyebut dirinya "ndeso".
Berikut ini cuitan lengkapnya:
"Seorang wartawati minta wawancara ttg pelakor. Berceritalah sy ttg para koruptor. Eh, wartawati motong, “Bkn soal korupsi, pak”. Loh, “Bukankah pelakor itu pelaku korupsi?” kata sy. “Bkn, tp perebut suami orang”, jawab si wartawati. Duh, sy ketinggalan jg istilah ini. Ndeso, ya"
Seorang wartawati minta wawancara ttg pelakor. Berceritalah sy ttg para koruptor. Eh, wartawati motong, “Bkn soal korupsi, pak”. Loh, “Bukankah pelakor itu pelaku korupsi?” kata sy. “Bkn, tp perebut suami orang”, jawab si wartawati. Duh, sy ketinggalan jg istilah ini. Ndeso, ya
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) February 1, 2018
Sejarah istilah "pelakor"
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR