Biasanya orang tergoda saat properti diluncurkan oleh sebuah pengembang dan banyak antrean pembeli atau calon investor.
Padahal, belum tentu properti dengan banyak peminat akan selalu menguntungkan jadi target investasi.
3. Tidak sesuai dengan kemampuan keuangan
Banyak pula calon investor yang nekad membeli properti yang harganya tidak sesuai dengan kemampuannya sendiri. Akibatnya, kredit macet dan maksimal keuntungan yang diinginkan pun sirna.
4. Salah memilih segmen pasar
Di lokasi tertentu bisa saja apartemen cukup digemari, namun ruko sepi peminat. Atau bahkan sebaliknya.
Jadi sebagai calon investor pintar-pintarlah dalam memilih jenis properti yang memang laku di lokasi yang dituju.
(Baca juga: Saham Menguntungkan, Tapi untuk Jangka Panjang)
5. Salah pilih sistem pembayaran
Sebagian orang awalnya membeli properti dengan cash bertahap namun seketika ia mengubahnya menjadi kredit kepemilikan.
Suku bunga naik, maka diyakini mereka akan mengalami kerugian. Baiknya, pilihlah sistem pembayaran properti yang memang sesuai dengan kemampuan dan tujuan berinvestasi.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR