Advertorial

Dari Sunat Perempuan hingga Kematian Bayi, Ini yang Dilakukan Toyin Saraki Ini untuk Mengubah Keadaan

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Kita harus memberdayakan gadis-gadis muda secara mendasar tentang hak-hak perempuan.
Kita harus memberdayakan gadis-gadis muda secara mendasar tentang hak-hak perempuan.

Intisari-Online.com- Perempuan dengan pengalaman menyakitkan kehilangan bayi saat melahirkan ini mempunyai misi mulia.

Toyin Saraki (52) seorang Anglo-Nigeria bertekat memperbaiki kesehatan bayi dan ibu.

Sebelumnya, Saraki pernah kehilangan satu bayinya saat melahirkan.

Hal ini menyebabkan dia mendirikan Yayasan Kesejahteraan Afrika (WBFA).

Baca Juga:Sepertinya Indonesia Belum Siap Menerima Orang Super Cerdas, Buktinya 'Anak Ajaib' dari Surabaya Ini Justru Pernah Dibawa ke Dokter Jiwa

Baca Juga:Setang Motor Dikunci ke Arah Kanan Lebih Susah Dicuri Maling, Begitulah Kata Pakar

Toyin Saraki bekerja untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi, dan anak di seluruh Afrika
Dengan harapan dapat memperbaiki kesehatan ibu, bayi, dan anak di seluruh benua.

Salah satu program ciri khas WBFA adalah klinik 'Mamacare', yang memberikan perawatan vital bagi ibu hamil dan pelatihan penting bagi bidan.

Program semacam itu sangat penting bagi sebuah negara yang memiliki tingkat kematian maternal tertinggi di seluruh dunia.

Toyin Saraki pernah kehilangan bayinya saat melahirkan
Pada tahun 2015, sekitar 303.000 wanita meninggal dunia melahirkan.

Program ini memiliki dampak positif untuk mengurangi tingkat kematian bayi dan ibu serta membuat bidan responsif menghadapi situasi darurat.

Saraki percaya bahwa bidan memiliki peran penting dalam memberantas sunat untuk perempuan.

Satu dari empat wanita dan anak perempuan berusia antara 15 dan 49 telah menjalani sunatdi Nigeria.

"Sebagai rencana khusus untuk kesehatan masyarakat, bidan harusnya dapat mendidik masyarakat tentang pentingnya melarang tindakan tersebut," ucapnya dilansir pada Daily Mail (27/1).

Baca Juga:Dari Gereja Menjadi Masjid Lalu Museum, Inilah Dunia Bawah Tanah Hagia Sophia yang Penuh Misteri Itu

Dengan begitu diharapkan bidan juga dapat menjadi pihak yang dipercaya para perempuandan gadis remaja.

Sehingga mereka justru dapat membantu masyarakat jika ada laporan tentang praktik sunat.

"Saya percaya bahwa kita harus memberdayakan gadis-gadis muda secara mendasar tentang hak-hak perempuan," pungkasnya.

Baca Juga:Salut! 3 'Pahlawan Tanpa Tanda Jasa' Ini Membantu Para Yahudi Eropa Lari dari Nazi

Artikel Terkait