Coba kita “rasakan” energi-energi di bawah ini.
(Baca juga: Karena Uang Rp10 Miliar, Pria Tampan Ini Akhirnya Menikah dengan Wanita yang Usianya 15 Tahun Lebih Tua)
Energi nyata vs energi rasa
Ada tugas yang memang melelahkan secara fisik, seperti tugas-tugas yang membutuhkan kekuatan tenaga atau yang dilakukan dalam durasi yang cukup lama.
Ada juga tugas-tugas yang dilakukan dalam situasi yang bisa melelahkan secara fisik, seperti dalam kondisi yang sangat panas suhunya.
Saat kita melakukannya, memang secara fisik ada energi nyata yang terambil. Oleh sebab itu, perhitungkan tingkat kelelahan fisik yang ditimbulkan dan diseimbangkan dengan stamina tubuh.
Pahami meeting yang maraton itu memang secara fisik melelahkan, apalagi bila masing-masing meeting memakan waktu lebih dari 2 jam.
Namun menariknya, energi nyata ini bisa berbanding terbalik dengan energi rasa. Bukan masalah fisiknya yang lelah, tetapi secara mental dan psikologis yang bisa lebih melelahkan.
Meeting cuma 30 menit, tapi agendanya tidak jelas dan saling menyalahkan, akan jauh lebih melelahkan dibandingkan dengan meeting 2 jam yang produktif.
Kadang-kadang meeting dengan orang yang punya kedudukan dan power yang nanggung, bisa lebih melelahkan dibandingkan mereka yang punya kedudukan yang jauh lebih tinggi.
Proses pembuktian diri yang berlebihan ini yang bisa sangat mengambil energi rasa.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR