Intisari-Online.com - Siang ini Selasa (23/1/2018) pukul 13:26 WIB, warga Jakarta merasakan gempa bumi.
Berdasarkan data BMKG, gempa tersebut memiliki kekuatan 6,4 SR, berpusat di 81 km BaratDaya Lebak, Banten, dengan kedalaman 10 km.
Sejak dahulu kala pula manusia mencoba mencari penjelasan ilmiah tentang fenomena alam yang kadang memakan korban jiwa tersebut.
Tercatat, sejak zaman Yunani Kuno manusia sudah berusaha untuk lebih mengenal apa dan bagaimana gempa bumi terjadi.
(Baca juga: 10 Gempa Bumi Terdahsyat yang Pernah Terjadi dalam Sejarah Peradaban Manusia, Dua Terjadi di Indonesia)
Filsuf Yunani Aristoteles misalnya, mencoba menjelaskan secara rasional tentang gempa bumi.
Dia percaya bahwa guncangan gempa bumi terjadi karena adanya hembusan angin kencang yang masuk ke dalam Bumi melewati gua-gua dan retakan-retakan.
Tekanan angin itu menyebabkan Bumi berguncang.
Sementara itu, dalam kepercayaan India kuno, Bumi disebut-sebut berada di atas punggung kura-kura yang diam.
Gempa bumi akan terjadi jika kura-kura itu bergerak.
John Michel, seorang profesor geologi di Universitas Cambridge mengamati gempa bumi hebat di Lisbon yang terjadi pada 1755.
Dalam bukunya yang ditulis pada 1760, dia menyimpulkan bahwa gempa bumi Lisbon itu disebabkan oleh bergesernya batuan yang berada beberapa kilometer di bawah permukaan Bumi.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR