Intisari-online.com - Berasal dari sebuah usaha dagang di Pasar Klewer, Solo tahun 1966, Sritex kini tumbuh menjadi produsen tekstil untuk kebutuhan militer terbesar di Asia Tenggara.
Ditopang oleh 13.500 pekerja dan pabrik seluas 100 hektar, PT.Sri Rejeki Isman (Sritex)mencanangkan diri sebagai produsen tekstil dan garmen terbaik di dunia.
Pabrik yang berlokasi di Solo, Jawa Tengah ini telah dipilih menjadi pertner resmi NATO (North Atlantic Treaty Organisation) di luar kawasan Eropa sebagai pemasok kebutuhan kain/pakaian militer.
Produk Sritex untuk pakaian militer hingga saat ini sedikitnya telah digunakan oleh 31 negara di dunia.
BACA JUGA: Hebat! Pilot Tempur Indonesia Ternyata Nyaris Tembak Jatuh Jet Tempur Australia
Negara-negara itu antara lain, Jerman, Inggris, Uni Emirat Arab, Austria, Swedia, Belanda, Norwegia, Yunani, Oman, Kuwait, Suriname, Brunei Darussalam, Papua New Guinea, Filipina, Kamboja, Arab Saudi, dll.
Kisah dipercayanya Sritex memproduksi baju militer NATO agak unik.
Awalnya Sritex hanya memproduksi baju militer untuk TNI.
Pada suatu haru pasukan TNI yang dikirim menjadi Pasukan Penjaga Perdamaian PBB bertukar seragam layaknya pemain bola bertukar jersey dengan pasukan NATO.
BACA JUGA: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak
Mereka kaget dengan kualitas kain seragam TNI. Akhirnya seragam tersebut dites dan ternyata lebih bagus dibanding seragam pasukan NATO bikinan Amerika serikat.
Setelah itu NATO pun memesan baju ke Sritex dan diikutu negara-negara lain.
Mendengar nama Sritex bisa jadi ditelinga orang awam hanyalah sebuah nama pabrik tekstil.
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR