Intisari-online.com - Tatkala Perang Dingin (Cold War) masih berkobar antara negara-negara Blok Barat dan Blok Timur yang ditandai oleh lomba produksi senjata pemusnah massal, jumlah persenjataan nuklir pun sangat besar.
Rusia, China, dan AS termasuk negara-negara yang memiliki rudal-rudal nuklir dalam jumlah ratusan hingga ribuan tapi hingga Perang Dingin berakhir rudal-rudal nuklir itu tidak ada satu pun yang pernah diluncurkan.
Dunia sempat dihantui oleh rudal-rudal nuklir Rusia yang ‘’terlantar’’ setelah Uni Soviet bubar karena persenjataan yang sangat berbahaya itu bisa jatuh ke tangan para teroris.
Sementara China dan AS tetap harus mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk merawat pangkalan-pangkalan nuklir (silo) bawah tanah agar tetap aman dan sewaktu-waktu bisa diaktifkan.
BACA JUGA: Inilah Tas Paling Berbahaya di Dunia, di Dalamnya Ada Tombol Pemicu Kiamat
Dengan kondisi perekonomian negara yang makin makmur sebenarnya bukan masalah bagi China untuk megeluarkan biaya demi merawat silo-silo nuklirnya yang berada di bawah tanah dan berlokasi di tempat yang sangat rahasia.
Tapi bukan karakter China pula jika hanya membiarkan suatu fasilitas yang lama ‘’menganggur’’ dan sama sekali tidak menghasilkan uang.
Demi menghasilkan pemasukan pemerintah China akhirnya memutuskan untuk membuka fasilitas penyimpanan dan pangkalan nuklir bawah tanah itu ke publik demi tujuan wisata.
Salah satu fasilitas penyimpanan nuklir bawah tanah China yang dibuka untuk wisatawan adalah 816 Nuclear Military Engineering yang berlokasi di sebuah pegunungan di kawasan Chongqing.
BACA JUGA: Kim Jong Un Siap Pencet Tombol Nuklir di Bawah Mejanya, Trump Bilang Tombol Miliknya Lebih Besar
Sebagai pusat penyimpanan bawah tanah rudal-rudal nuklir di era Perang Dingin, 816 Nuclear Military Engineering, yang luasnya 14 kali lapangan sepak bola merupakan yang terbesar di dunia.
Koridor yang merupakan lorong bawah tanah menuju tempat silo-silo nuklir jaraknya dari pintu gerbang masuk lebih dari 20 km sehingga harus ditempuh menggunakan kendaraan.
Tempat penyimpanan nuklir yang merupakan kaki gunung bertanah seperti batu karang itu (kartz) memang sengaja dipilih agar menjamin keamanan ketika lokasi penyimpanan mendapatkan gempuran dari udara.
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR