Setiap hari, saat wanita itu meletakkan roti di ambang jendela, ia memanjatkan sebuah doa untuk anaknya yang telah pergi jauh untuk mencari kekayaannya.
Selama berbulan-bulan, ia tak mendapatkan kabar tentang anaknya. Wanita itu berdoa agar anaknya pulang dengan selamat.
Malam itu, ada ketukan di pintu. Saat membukanya, wanita itu terkejut saat mendapati anaknya yang telah berbulan-bulan pergi, berdiri di ambang pintu.
Badannya kurus dan kecil. Pakaiannya compang-camping dan robek. Ia sangat kelaparan dan lemah.
Saat melihat ibunya, ia berkata, “Bu, ini adalah keajaiban saya bisa ada di sini. Saat saya berada satu mil jauhnya, saya sangat kelaparan hingga saya pingsan. Saya hampir mati, tapi kemudian seorang tua bungkuk melewati saya. Saya meminta sedikit makanan padanya, dan ia cukup baik memberikan saya roti yang utuh.”
Saat orang tua itu memberikannya kepada saya, ia berkata, “Inilah yang saya makan setiap hari ini, saya akan memberikannya kepada anda, karena kebutuhan Anda lebih besar dari saya.”
Saat sang ibu mendengar kata-kata itu, wajahnya menjadi pucat. Ia bersandar di pintu karena merasa akan pingsang.
Wanita itu teringat roti beracun yang ia buat pagi itu. Jika ia tidak membakarnya di api itu, pasti sudah dimakan oleh anaknya sendiri, dan ia akan kehilangan nyawanya.
Saat itulah ia menyadari pentingnya kata-kata yang setiap hari diucapkan oleh si bungkuk tua itu, “Kejahatan yang Anda lakukan tetap ada pada Anda. Yang baik Anda lakukan, akan kembali kepada Anda.”
Mari kita lakukan yang baik dan jangan pernah berhenti berbuat baik, meski tidak dihargai pada saat itu.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR