Operation Ajax nyaris gagal di tengah jalan manakala Mossadegh mendapat dukungan massa. Kelompok CIA terpojok. Agen-agen mereka yang direkrut dari warga Iran ditangkapi.
Sementara media massa dijaga oleh pasukan pemerintah. Kermit Roosevelt sempat diminta kantor CIA pusat untuk kembali ke Amerika, namun ia menolak.
BACA JUGA: Megahnya Cinta Hatta Untuk NKRI, Bersumpah Tak Menikah Sebelum Indonesia Merdeka
Tidak hanya itu, Shah yang tadinya memberikan dukungan kepada kelompok kudeta malah melarikan diri ke Baghdad. Namun CIA tak kehilangan akal. Dibujuknya Shah agar melakukan siaran propaganda dari Baghdad, dan nyatanya berhasil.
Tanggal 19 Agustus koran-koran di Iran memuat dekrit Shah yang menjadi kunci terjadinya rusuh massa. Pada intinya, CIA merancang segala hal yang menyebabkan terjadi chaos dan mosi tidak percaya kepada pemerintahan Mossadegh.
Mossadegh pun kemudian digulingkan dan diganti oleh Jenderal Zahedi. Sementara Shah Reza Pahlevi tampil sebagai pemimpin monarki Iran yang terakhir.
Atas sukses kudeta tesebut, Amerika tentu saja kebagian rezeki. Lima perusahaan minyak AS ditambah Royal Dutch Shell dan satu perusahaan minyak dari Perancis mendapat izin operasi bersama AIOC di Iran.
BACA JUGA: (Video) Tidur di Lantai, Bocah Ini Digigit Kobra Sepanjang Dua Meter, Nasibnya Berakhir Tragis
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR