Akibatnya Iran pun demikian dekat dengan penguasa Blok Timur itu. Inggris sebenarnya telah lama membujuk AS untuk “mengganggu” Iran.
Proposal menjatuhkan Mossadegh diajukan Inggris sewaktu AS dipimpin Presiden Harry S. Truman. Namun pada saat itu Presiden Truman tidak setuju. Baru ketika Eisenhower menggantikan Truman, rencana pun mendapat restu.
Untuk menggoncang Iran, CIA kemudian menggelar operasi rahasia bersandi Operation Ajax. Operation ini dirancang oleh agen senior CIA bernama Kermit Roosevelt Jr dan dijalankan secara langsung dibawah pimpinan Donald Wilber.
Kermit Roosevelt Jr sendiri tidak lain adalah cucu mantan Presiden Theodore Roosevelt. Cara pertama yang digunakan CIA adalah mempengaruhi masyarakat Iran agar pro Barat.
CIA juga mempengaruhi perwira-perwira di lingkungan Angkatan Bersenjata Iran. Beragam isu dihembuskan yang intinya agar pemerintahan Mossadegh tidak dipercayai oleh bangsanya.
Dengan cara itu ada pembenaran untuk menggulingkan Mossadegh dan menggantinya dengan pemimpin baru.
Strategi kudeta terhadap Mossadegh digulirkan tanggal 15 Agustus 1963. Namun sial rencana itu terendus oleh para pejabat militer Iran yang kemudian melaporkannya kepada Mossadegh.
Mossadegh memerintahkan Kepala Staf Keamanan Kabinet Jenderal Taghi Riahi untuk mempelajari skenario kudeta.
Riahi mengirim perwakilannya untuk menemui pasukan pengawal kerajaan. Namun utusan Riahi malah berhasil ditangkap oleh kelompok pro Shah Iran dibawah kendali Jenderal Fazlollah Zahedi yang telah disogok oleh CIA.
Mereka juga menangkap para petinggi pemerintahan yang loyal kepada Mossadegh. Perlawanan keras dari pasukan pemerintah berhasil menunjukan hasil manakala Kermit Roosevelt dan Jenderal Zahedi melarikan diri ke bagian utara Iran.
Di tempat pelarian, keduanya melanjutkan rencana lanjutan dengan cara yang lebih “halus”. Media massa menjadi bagian dari cara-cara kudeta yang dilakukan CIA.
Mereka mengirim berita kaleng kepada kantor-kantor berita.
Di situ disebutkan, Shah Iran mengeluarkan dekrit yang intinya telah memberhentikan pemerintahan Mossadegh dan mengangkat Jenderal Zahedi sebagai penggantinya. Namun hal ini tidak langsung berhasil karena hasutan yang dilontarkan belum sepenuhnya dipercayai.
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR