Tapi, jika Anda membeli mobil untuk disewakan atau digunakan sebagai taksi online, tak ada salahnya mencicil pembayarannya.
Kelak, ada pemasukan yang bisa Anda gunakan untuk membayar angsurannya.
Selain sifatnya yang produktif seperti menunjang pekerjaan, Melvin menuturkan, pembelian barang atau pembiayaan keperluan dengan cara mencicil mesti mempertimbangkan:
Pertama, apakah nilainya sepadan dengan besaran cicilan atau tidak.
Misalnya, Anda mencicil biaya untuk menjadi anggota sebuah pusat kebugaran.
Meski diangsur selama 12 bulan, Anda bisa tetap menggunakan fasilitas yang ada di tempat tersebut sepanjang tahun.
Berbeda dengan liburan.
Pelesiran hanya beberapa saat tetapi Anda harus membayar cicilan selama 12 bulan, misalnya.
Maka tentu saja, nilainya tidak akan sesuai harapan Anda.
Kedua, apakah keperluan itu mendesak atau tidak.
Contoh, untuk renovasi rumah lantaran atapnya rusak, jelas Anda tidak mungkin menunda sampai punya uang.
Untuk ini, Anda bisa meminjam uang dan mencicil pengembalian utang itu.
Beda kalau Anda ingin renovasi dengan tujuan mempercantik rumah.
Misalnya, melapisi dinding dengan wallpaper.
Keperluan ini masih bisa Anda tunda sehingga tidak perlu meminjam uang untuk itu.
Cuma, jika Anda sudah terlanjur berutang untuk keperluan yang sebenarnya bisa ditunda, Prita menyarankan: satu, upayakan membayar lunas saat tagihan jatuh tempo.
Dua, kalau menggunakan kartu kredit, sebaiknya mengurutkan utang dari yang berbunga paling tinggi hingga paling rendah.
Tiga, fokus ke pembayaran pinjaman dengan bunga tertinggi.
Empat dan paling penting adalah jangan membuat utang baru sebelum utang lama lunas. (Francisca Bertha Vistika)
Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul “Yang boleh dan tidak boleh dicicil”
(Baca juga: Catat! Mulai Hari Ini WhatsApp Tak Bisa Lagi Dipakai di Smartphone Berikut)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR