"Banten dekat dengan ibu kota, asetnya juga melimpah ruah. Jadi, kalau bukan saya yang investasi di BEKS, siapa lagi," jelas Aab.
(Baca juga: Tak Bisa Diam dan Gemar Lompat-lompat, Itu Pertanda Anak Anda Punya Kecerdasan Kinestetik Tinggi)
Aab tidak menyesal dengan pengalamannya itu. Sedari awal, dia paham risiko apa yang bakal dihadapi saat berinvestasi.
Seperti yang sering Aab sebutkan, risiko ada di mana-mana.
Tinggal bagaimana kita selaku investor untuk pintar-pintar meminimalisir risiko tersebut.
Pelajaran ini juga telah dia dapatkan sejak lama.
November 2015, jadi langkah awal Aab mengenal dunia bursa saham.
"Kalau hijau jual, kalau merah tahan". Kalimat itu jadi panduan Aab untuk meraup pundi-pundi rupiah di lantai bursa.
Kalimat itu juga yang membuat Aab dari hanya bermodalkan Rp3 juta, portofolionya saat ini jadi sekitar Rp180 juta.
Panduan lain yang juga selalu jadi pegangan Aab, jangan masukan satu portofolio ke dalam keranjang yang sama.
Untuk itu, Aab mulai tahun ini akan melirik saham lain selain menyimpan sisanya di saham BEKS.
"Saya berencana masuk ke saham ASII," pungkas Aab. (Dityasa H Forddanta)
Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul “Pasar saham mengubah kehidupan mantan sopir taksi”
(Baca juga: Lewat Penelitian, Rahasia Kekuatan 'Mistis' Binahong Terungkap)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR