Tentu saja yang dimaksud “mencoba” di sini bukanlah mencoba sesuatu yang gegabah, melainkan sesuatu yang taktis.
Terdapat mekanisme yang make sense dari proses alih profesi. Sekali lagi, make sense.
Bukan mekanisme yang pasti ataupun yang baku.
(Baca juga: Bukan Tentara atau Dokter atau Polisi atau Guru, Inilah Profesi Idaman Remaja Indonesia Masa Kini)
Dari grafik, kita bisa melihat adanya ‘profesi’ dan ‘lahan/obyek’.
Namun, perpindahan keduanya dari yang lama ke yang baru tidak dapat dilakukan bersamaan.
Harus dipilih salah satu lebih dahulu. Artinya, kita harus mengubah profesi lebih dulu atau mengubah lahan/obyeknya lebih dulu.
Ambil contoh auditor yang ingin alih profesi menjadi fotografer. Sebelumnya dia harus memastikan bahwa alih profesi itu bukan sekadar ingin, tapi panggilan hati.
Tentu saja dia tidak bisa dengan serta-merta beralih menjadi fotografer profesional. Siapa yang akan percaya bahwa dia jago memotret?
Agar alih profesi berjalan mulus, dia perlu mendekatkan diri dengan objek fotografi (yang menjadi ‘lahan/objek baru’).
Dia harus berada di lingkungan fotografer, bertemu model, memahami alat-alat fotografi, dsb.
Intinya, membuat dirinya lebih sering berada di lingkungan fotografi.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR