“Sangat sulit bagi pria tersebut untuk berhenti mengalami orgasme ini dan mengembalikan dirinya menjadi normal,” tulis Levin.
Untungnya, pria tersebut berhasil mengurangi kecanduan ini dan kembali pada hubungan seksual biasa, walaupun dia tetap orgasme hingga sepuluh kali tanpa stimulasi sebelum ejakulasi.
(Baca juga: Waspada! Gangguan Prostat Tidak Selalu Bergejala, Karena Itu Rajinlah Memeriksakannya)
(Baca juga: Agar Prostat Sehat, Ubahlah Gaya Hidup dan Konsumsi Makanan-Makanan Berikut Ini)
Berdasarkan kasus ini, Levin mengonklusikan bahwa stimulasi prostat bisa menghasilkan orgasme yang lebih kuat daripada hubungan seksual biasa, dan mungkin mampu mengubah otak bila dilakukan berulang-ulang.
Dia pun menghimbau agar lebih banyak riset dilakukan terhadap orgasme dengan stimulasi prostat.
Menurut dia, belum ada investigasi berbasis laboratorium mengenai topik ini.
Padahal, orgasme akibat stimulasi prostat sangat hangat dibicarakan di internet dan beberapa studi telah membuktikan bahwa prostat memiliki peran penting dalam orgasme pria.
Sebuah studi yang baru saja dipublikasikan di The Journal of Sexual Medicine, misalnya, menemukan bahwa disfungsi seksual banyak ditemukan pada pasien kanker prostat yang prostatnya diangkat.
Levin menulis, mengapa, untuk contoh yang begitu jelas ini, kita masih belum memiliki foto otak ketika mengalami orgasme dari prostat yang dapat dibandingkan dengan orgasme dari penis?
Siapa yang akan memimpin tantangan ini?
(Baca juga: Lebih Sering Berhubungan Seks Menurunkan Risiko Kanker Prostat)
(Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Kecanduan Stimulasi Prostat, Pria 63 Tahun Tidak Bisa Berhenti Orgasme")
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR