Serbuan awal dilakukan oleh penerjunan pasukan dari Army EightySecond Airborne Division dan didukung oleh puluhan helikopter transportasi tempur UH-60A Blackhawk.
Sasaran operasi airborne itu adalah bandara Port Salines dan Pearls Airfield Granville yang lokasinya berdekatan dengan pantai.
(Baca juga: Dinilai Memprihatinkan, Negara Kecil Ini Akan Hapus Sebutan ‘Suami, Istri, Ibu, dan Ayah’)
Pasukan khusus Navy Seals yang telah berhasil menyusup ke pantai dan sekaligus mengamankan area pendaratan kemudian mengontak heli transportasi agar segera mendaratkan para marinir.
Pada malam harinya, operasi pendaratan pasukan marinir ke pantai Grenada terus dilakukan.
Pendaratan pasukan dalam jumlah besar ini diberangkatkan helikopter transportasi yang berpangkalan di kapal pengangkut heli, MAU.
Operasi pendaratan pasukan di pantai itu ternyata mendapat perlawanan sengit dari pasukan Grenada yang membangun pertahanan di bukit-bukit seputar pantai.
Untuk mengantisipasi perlawanan pasukan Grenada, helikopter tempur Cobra pun dikerahkan dan bertugas sebagai payung udara.
Tapi gempuran meriam antipesawat yang dioperasikan pasukan Grenada sempat juga merontokkan sejumlah helikopter Cobra dan menimbulkan korban bagi para awaknya.
Baik awak helikopter Cobra yang selamat maupun tewas kemudian dievakuasi oleh militer AS dengan menggunakan helikopter transportasi CH-46 Sea Knight.
Perlawanan secara terkoordinasi dari pasukan Grenada itu betul-betul tidak terduga karena operasi pendaratan marinir (amfibi) pada dasarnya merupakan yang sangat berisiko jika mendapatkan perlawanan dari darat (pantai).
(Baca juga: Korea Utara Uji Coba Bom Nuklir Hidrogen, AS Pun Segera Siapkan Kekuatan Militer untuk Menggempurnya)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR