Intisari-Online.com - Dalam Perang Yom Kippur yang berlangsung tahun 1973, pasukan Isreal dalam kondisi terdesak oleh pasukan Mesir.
Menyadari bahwa pasukan Mesir tinggal menunggu perintah untuk menggilas Israel, para petinggi Israel pun segera menyusun serangan balasan secara maksimal.
Mereka mengerahkan semua potensi yang dimiliki negara tersebut.
(Baca juga: Perang Arab-Israel, Perang Berkepanjangan yang Tak akan Berhenti Sebelum Warga Palestina Merdeka)
(Baca juga: Ariel Sharon, Jenderal Israel Penjagal dari Beirut yang Meninggal Setelah 8 Tahun Koma)
Semua pasukan cadangan dipanggil dan unit-unit yang bertugas mengoperasikan rudal nuklir pun disiagakan.
Pemerintah Israel memang telah memutuskan untuk menggunakan rudal nuklir jika pasukan Mesir sampai masuk ke pusat kota.
Opsi penggunaan rudal nuklir itu jelas merupakan pilihan terburuk karena akibat yang ditimbulkan bisa sangat luar biasa.
Di sisi lain pilihan menggunakan senjata nuklir itu telah menunjukan rasa frustrasi di kalangan militer dan intelijen Israel.
Operasi militer Israel untuk menghalau pasukan Mesir itu kemudian dikenal dengan nama Operation Valiant.
Sesuai dengan strateginya, pasukan Israel akan menghantam posisi pasukan Mesir di Gurun Sinai secara pararel, Front Selatan, Tengah, dan Utara.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR