Intisari-online.com - Dalam beberapa bulan terakhir, nilai mata uang virtual bitcoin menguat secara tajam.
Pada saat yang sama pula, Korea Utara memperoleh keuntungan yang berlimpah, mengapa demikian?
Para ahli dan otoritas menyatakan Korea Utara menggunakan bitcoin sebagai moda pembayaran uang tebusan dan tindak penyalahgunaan keuangan, termasuk pencurian.
"Adalah fakta bahwa Korea Utara telah menyerang pusat perdagangan mata uang virtual," kata Direktur Lembaga Keamanan Internet Korea Selatan Lee Dong-geun, seperti dikutip dari CNN Money, Kamis (14/12/2017).
BACA JUGA: Misteri Jam Raksasa di Candi Borobudur
Lee menuturkan, pihaknya tidak tahu persis berapa nilai mata uang virtual yang telah dicuri Korea Utara sejauh ini.
Namun, pihaknya memastikan bahwa kepolisian telah mengetahui praktik tersebut.
Baca juga: Korea Selatan Larang Bank Lakukan Transaksi Bitcoin
Para peretas Korea Utara telah menyerang setidaknya empat pusat perdagangan bitcoin dan mata uang digital lainnya di Korea Selatan selama Juli dan Agustus 2017.
Para ahli mengaku tak tahu berapa banyak bitcoin dan mata uang virtual lain yang telah dicuri Korea Utara.
"Masuk akal jika diasumsikan (nilainya) cukup banyak dan nilainya naik secara signifikan saat ini," ujar Bryce Boland, direktur teknologi perusahaan keamanan siber FireEye.
BACA JUGA: 'Saya Operasi Keperawanan untuk Menikah, Namun Menyesal Setelah Tahu Siapa Suami Saya'
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR