Amarah kelompok pria berkain kemban dengan corak papan catur itu pun memuncak. Seorang di antara mereka tak sabar untuk segera menghabisi Rangda.
Ditusukkannya keras-keras keris baja di tangannya ke dada tokoh yang juga dijuluki Calonarang itu.
Dengan kekuatan penuh, bertubi-tubi ia menghunjamkan senjata tajam itu hingga membuat tubuh Rangda condong dan nyaris terempas ke belakang.
Tapi mata keris yang begitu tajam tak mampu menembus kulit Rangda. Si penikam pun semakin ngotot menikamkan kerisnya.
Anehnya, tubuh Rangda yang kini ditahan dua orang dari belakang itu malah menyebabkan keris jadi bengkok.
Bahkan, kini ia yang berbalik mengempaskan si penikam hingga terpelanting ke belakang.
Penonton wanita nyaris berteriak kencang-kencang. Tapi masih tertahan. Hanya
(Baca juga: Ternyata, Banyak Kepercayaan Mistik yang Selalu Mewarnai Tugas Dan Operasional TNI)
(Baca juga: Batu Akik Mineral Silika yang Dililit Mistik: Akik Imitasi dari Plastik)
kedua telapak tangan mereka seakan terkunci menutup bibir yang menganga.
Dengan mata tiga perempat terpejam, mereka masih bisa melihat adegan berikutnya.
Kawanan pria bersenjata keris semakin kalap. Penikaman terhadap tubuh Rangda kini semakin tak terkendali. Perut, dada, dan leher tak luput dari tusukan keris.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR