Intisari-Kompas.com - Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan kerangka utuh yang terkubur di 'Pulau Pembunuhan' yang jarang terdengar.
Namun tidak hanya itu. Penemuan tersebut menjadi awal terbukanya kisah kelam 400 tahun yang lalu tentang pembunuhan massal pertama dan terbesar di Australia.
Seperti apa kisahnya?
Dilansir dari Nypost.com, kisah ini bermula pada tahun 1629, ketika sebuah kapal Australia bernama kapal Batavia karam.
(Baca juga: Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN)
(Baca juga: Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)
Ketika berlayar ke selatan, kapal Batavia menabrak karang berjarak 25 mil di laut lepas Australia Barat dekat Kepulauan Abouth Houtman, sebuah mata rantai dari 122 pulau di Samudra Hindia. Sekitar 40 orang tenggelam.
Sementara mereka yang masih hisup berenang ke Pulau Beacon, pulau terdekat terdekat.
Pulau Beacon inilah kemudian bernama Kuburan Batavia atau disebut 'Pulau Pembunuhan'.
Saat mereka menunggu untuk diselamatkan, mereka yang berjumlah 125 pria, wanita dan anak-anak dibantai oleh pemberontak selama tiga bulan.
Beberapa wanita bahkan diperkosa dan disiksa.
Reporter Liam Bartlett kembali ke lokasi pembunuhan bersama arkeolog dari Australia dan Belanda mencoba untuk mengungkap bagaimana dulunya korban hidup dan meninggal.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR