Intisari-Online.com – Mendengar istilah bedah caesar (Caesarean section) alias bedah sesar, pikiran orang akan segera berlari ke sebuah pembedahan untuk "mengeluarkan" bayi dari perut sang ibu.
Pembedahan itu kini biasanya dilakukan bila sang ibu hamil mengalami kesulitan melahirkan bayi dengan cara normal.
Bedah caesar yang sudah tak asing lagi itu sebenarnya bukan barang baru.
Pliny, seorang pengarang Romawi yang hidup pada abad pertama, pernah menyebut dengan jelas hal itu, yaitu sebagai “…anak-anak yang dilahirkan dengan jalan membedah rahim".
(Baca juga: Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)
(Baca juga: Luar Biasa! Bermodal Satu Tangan, Mantan Nelayan Ini Borong 5 Emas dan Pecahkan 3 Rekor ASEAN)
Bedah caesar pun dikenal sebagai salah satu operasi tertua yang pernah disebutkan dalam mitologi Romawi, Indian, dan Persia Kuno.
Persia punya cerita tentang istri Raja Sulaiman yang cantik jelita. Saat ia mengandung, rahimnya berkembang sedemikian besarnya, sampai ia hampir saja menghadapi kematian.
Oleh seorang pendeta Zoroaster, ia diberi obat sehingga tertidur pulas.
Sang pendeta segera membedah perutnya untuk "mengeluarkan" bayi laki-laki yang sangat besar, gagah dan sehat – Rustam namanya – yang kemudian menjadi Herkules, versi Persia.
Begitu operasi tuntas, dengan rapi sang pendeta menjahit lukanya, yang sembuh tak lama kemudian.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR