Rekor-rekor tersebut dia pecahkan di nomor 100 meter gaya dada SB8 (dengan catatan waktu 01:20.53 detik), 50 meter gaya dada SB8 (36,78 detik) serta nomor estafet 4x100 meter gaya bebas putra (26,05 detik) bersama ketiga rekannya.
National Aquatic Centre, Bukit Jalil Sports City, tempat diselenggarakannya pertandingan-pertandingan tersebut, seolah disiapkan untuk menyebut nama Guntur secara berulang-ulang.
Mantan Nelayan
Masih ada satu fakta lagi yang mungkin akan membuat Anda semakin kesengsem dengan Guntur: dia adalah mantan seorang nelayan.
Guntur memang terlahir dari keluarga nelayan pasangan Haji Santer dan Hajah Suwarni.
Laut beserta ombak dan badainya seolah sudah menjadi sahabat karibnya.
Namun, di laut pula nasibnya sempat terpuruk. Setidaknya itulah anggapannya saat itu.
Pada 2000, saat usianya baru 17 tahun, pria yang terlahir ‘normal’ dengan dua tangan tersebut mengalami kecelakaan saat melaut di kawasan Kalimantan Timur.
Tangan kirinya tergiling mesin kapal.
Rasa shock dan trauma pun sempat menemani hidupnya dalam waktu cukup lama.
Sulit bagi dirinya yang baru beranjak dewasa membayangkan untuk dapat hidup dengan satu tangan.
Baru saat dirinya menginjak usia 18 tahun, pria kelahiran Balikpapan, Kalimantan Timur, 12 Oktober 1983 ini mengambil langkah besar, yang kemudian mengubah hidupnya nyaris 180 derajat: dia ingin menggeluti olahraga renang.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR