Intisari-Online.com - Ketika pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berkali-kali menegaskan bahwa militernya bisa menyerang AS menggunakan rudal nuklir kapan saja, Presiden Amerika Serikat Donald Trump langsung menanggapinya dengan penuh kegeraman.
Presiden Trump sebenarnya selalu tercengang kenapa Kim Jong-un yang dianggapnya “bocah gemuk dan pendek” itu sangat ingin menuklir AS padahal ulahnya bisa menciptakan malapetaka jika AS malah terleih dahulu menuklir Korut.
Jika mau, sejatinya sangat mudah bagi AS untuk menuklir Korut mengingat mereka punya pesawat pengebom nuklir, kapal selam yang bisa meluncurkan rudal nuklir, dan ribuan rudal nuklir yang bisa diluncurkan kapan saja.
(Baca juga: Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)
Tapi militer AS hingga saat ini belum berani menembakkan satu pun peluru ke Korut karena serangan militer AS ke Korut otomatis akan memicu meletusnya perang.
Sedangkan Korut yang “hanya” memiliki puluhan rudal balistik, yang diklaim bisa dipasangi hulu ledak nuklir, dan tidak memiliki pesawat pengebom nuklir serta kapal perang yang bisa meluncurkan rudal nuklir, sudah beberapa kali meluncurkan uji rudal balistik hingga rudalnya jatuh ke “wilayah musuh”.
Korut yang sangat ingin menuklir AS itu membuat Trump menuduh Kim Jong-un sebagai pemimpin yang “selalu mengemis-ngemis” minta perang nuklir.
Presiden Trump sebenarnya sudah menegaskan jika Korut memang menginginkan perang, militer AS sudah siap.
Latihan-latihan perang militer AS bersama militer Korsel dan Jepang pun sudah sering digelar. Simulasinya adalah menyerang Korut sehingga pasukan gabungan itu bisa diperintahkan menggempur Korut kapan saja.
Pentagon yang sangat jengkel dengan Korut pun telah menyiapkan skenario tempur khusus. Untuk melumpuhkan ancaman nuklir Korut satu-satunya cara yang bisa ditempuh adalah melalui serangan darat.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR