Ferry sendiri mengaku masih tak percaya dirinya bisa meraih pretasi luar biasa itu, apalagi ini adalah ajang internasional pertamanya dan dirinya hanay ditargetkan meraih satu medali emas.
“Medali emas ini untuk negara, keluarga, pelatih dan teman-teman. Terutama keluarga, yang selalu melindungi dan mendidik sehingga saya bisa mandiri,” papar Ferry kepada antaranews.com.
Buktikan Diri Lewat Prestasi
“Ketika masih sekolah dasar, banyak anak-anak yang mengejek saya,” ujar Ferry mengenang masa kecilnya.
Bahkan Ferry mengaku hal tersebut sempat membuatnya malu keluar rumah.
Maklum, Ferry terlahir dengan tangan yang kaku, serta tidak bertumbuh dan berfungsi sempurna.
Namun, pria yang kini berusia 21 tahun tersebut mengaku beruntung karena memiliki keluarga yang mendukungnya sehingga dirinya bisa kuat tak secara mental.
Beranjak dewasa, mental Ferry pun semakin terasah dan kuat.
Apalagi atlet yang lahir pada 7 Desember 1995 tersebut juga selalu bersekolah di sekolah biasa.
Mental Ferry semakin menguat kala dirinya ‘ikut-ikutan’ bergabung dengan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) pada 2014.
Anak pertama dari dua bersaudara ini kemudian mulai dilirik Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Kalimantan Timur.
Tak lama, dirinya langsung diterjunkan di di Pekan Paralimpik Provinsi (Peparprov) di Samarinda, Kalimantan Timur, tahun 2015.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR