Menurut Steve Hanke, profesor di bidang ekonomi di Universitas Johns Hopkins mengatakan, tingkat inflasi di Venezuela sudah meroket hingga 4.115% dibanding tahun lalu.
Krisis ini kian memburuk sejak pemerintah mengalami gagal bayar (default) atas sejumlah utangnya.
(Baca juga: Diancam Rudal Nuklir Korea Utara, Donald Trump Justru Ancam Intervensi Venezuela)
"Perekonomian Venezuela benar-benar masuk ke dalam spiral kematian. Kondisi ini jauh lebih buruk dalam dua pekan terakhir," jelas Hanke.
Pengamat lain memprediksi tingkat inflasi Venezuela lebih rendah dari prediksi Hanke.
Meski demikian, tetap saja angkanya terlalu tinggi menurut standar negara manapun.
Perusahaan riset Ecoanalitica Venezuela memperkirakan bahwa inflasi melonjak sekitar 1.430% pada Oktober dibandingkan dengan tahun lalu.
Harga di hotel dan restoran naik 70% di bulan Oktober dari bulan sebelumnya.
Harga yang melambung memaksa warga Venezuela harus mengantre selama berjam-jam di ATM, supermarket atau keduanya, hanya untuk bertransaksi.
Dan keadaan dapat menjadi semakin buruk.
Seperti yang diketahui, baik pemerintah maupun perusahaan minyak milik negara, PDVSA, baru-baru ini gagal membayar beberapa hutang.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR