Mereka dipindahkan dengan harapan bahwa lingkungan yang dekat dengan habitat alami mereka akan mendorong badak untuk berkembang biak.
Sayangnya, keduanya meninggal pada tahun 2014 di usia 34 tahun.
Sementara diketahui bahwa baik Fatu maupun Najin tidak dapat bereproduksi secara alami dan jumlah sperma Sudan mengecewakan.
Memang badak putih bisa hidup sampai usia 50 tahun. Tapi usia rata-rata kematian mereka adalah 40 dan Sudah sudah berusia 43 tahun.
Artinya waktunya hampir habis. Artinya ini juga bisa menjadi akhir bagi spesiesnya.
(Baca juga: Ini Ide para Ilmuwan untuk Menyelamatkan Dunia dari Kepunahan)
Berbanding terbalik dengan Badak Putih Utara, upaya konservasi untuk melindungi Badak Putih Selatan telah sukses besar.
Walau sempat mendekati kepunahan, jumlah mereka meningkat dari kurang dari 100 ekor pada 1895 menjadi sekitar 20.000 pada tahun 2017.
Oleh karena itu, pelestari di Ol Pejeta Conservancy tidak mau menyerah kepada Badak Putih Utara.
Mereka berharap bisa mengumpulkan 1 juta US Dollar (Rp13,5 miliar) untuk kampanye yang disebut “Make a Rhino”.
Kampanye itu nantinya untuk mendanai perawatan fertilisasi in vitro menggunakan sperma dari Sudan dan telur dari Fatu atau Najin.
Penulis | : | Mentari Desiani Pramudita |
Editor | : | Mentari Desiani Pramudita |
KOMENTAR