Tepat pukul 08.45 Wita, setelah ground crew menyiapkan pesawat mulai dari pengisian bahan bakar, pemasangan senjata, pengecekan kelaikan terbang, dan lainnya, ketiga pilot tempur setelah memberi hormat segera menyalakan mesin serta selanjutnya melesat ke udara.
Dalam hitungan menit kedua jet tempur segera membumbung pada ketinggian 10.000 kaki dan terbang dalam formasi sejajar.
BACA JUGA: Kisah Nyata Perempuan yang Sejauh Ini Sudah Tidur dengan 1.000 Lelaki
Kedua jet tempur terbang mengarah ke tenggara (225 derajat) menuju batas Flight Information Region (FIR) Darwin. Jarak antarapesawat adalah 1,2 mil dan berperan saling melindungi.
Prosedur tetap untuk terbang patroli tempur wilayah udara perbatasan pun dimulai.
Saat mendekati FIR, Kapten Azhar mengontak pangkalan Satuan Radar (Satrad) 251 Kupang yang mengoperasikan radar jenis Ground Control Interception (CGI).
Komandan regu Satrad 251 yang sedang bertugas, Mayor Haposan selanjutnya melaporkan situasi di udara sesuai pantauan radar.
Diinformasikan saat jam menunjukkan pukul 09.15 Wita menunjukkan bahwa kedua jet tempur masih terbang dalam posisi sejajar, dan tanpa ada tanda kehadiran obyek atau pesawat lain.
Berdasarkan laporan radar bahwa kondisi ruang udara aman-aman saja, kedua Hawk terus terbang dengan tenang menyusuri FIR menuju arah pulau Roti yang berjarak sekitar 80 mil dari Lanud El Tari.
Tapi ketenangan terbang kedua jet tempur Hawk sontak berubah. Hanya dalam hitungan detik, Kapten Azhar dikagetkan oleh laporan Mayor Haposan.
Saat itu, Satrad 251 mendeteksi dua pesawat tidak dikenal melewati 10 mil dari batas FIR Darwin pada ketinggian 8.000 kaki dengan kecepatan 160 knot .
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR