Intisari-Online.com – "Apakah ia monster laut Dok?" tanya asisten. "Bukan, ia manusia ikan yang hidup di lautan, ia manusia Atlantis,” jawab dokter.
Percakapan ini dari film Man from Atlantis. Sering disepelekan karena dianggap dongeng, tapi acap dipercaya karena banyak ditemukan bukti.
Begitulah nasib Atlantis, sebuah benua yang disebut-sebut pernah ada, namun tenggelam di dasar lautan. Fakta atau mitos?
Lebih dari 9.000 tahun SM, seluruh Afrika, bagian barat Mesir, dan Eropa, dari Spanyol hingga Italia, ada dalam genggaman kekuasaan suatu bangsa adidaya, bangsa Atlantis.
Paling tidak, itu kesimpulan beberapa buku yang khusus membahas tentang Atlantis.
Betulkah benua Atlantis pernah ada, atau hanya cerita rekaan? Jika ada, di mana letaknya dalam peta bumi?
Mengapa ia tenggelam? Adakah sisa peradaban bangsa Atlantis dan reruntuhan kejayaannya?
Filsuf Yunani, Plato (427 - 348 SM), dalam buku Critias, menguraikan secara rinci mengenai sebuah benua (baca: pulau) yang pernah ada dan ia namakan Atlantis.
Critias merupakan salah satu dari trilogi buku Plato, Hermocrates dan Timaeus. Perkataan Atlantis dan cerita di dalamnya keluar dari mulut Critias.
Plato menuliskan deskripsi hasil percakapan segi empat antara Critias, Timaeus, Hermocrates, dan Socrates.
Deskripsi rinci benua Atlantis berasal dari penjelasan Critias atas pertanyaan Hermocrates tentang agama dan cara berdoa para dewa-dewi.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR