Intisari-Online.com – Apakah Anda memperhatikan telur asin yang Anda nikmati? Bagaimana citarasanya, Anda puas, atau kurang puas?
Serba-serbi telur asin ini ingin membantu Anda memperoleh telur asin yang memuaskan rasanya. Siapa tahu ini juga mengantar lebih jauh lagi ke kewiraswastaan.
Telur adalah komoditi yang mudah retak dan rusak, namun gizinya tinggi. Untuk memperpanjang masa simpan perlu diadakan tindakan pengawetan, antara lain dengan diasin.
(Baca juga: Sebenarnya, Seberapa Baik sih Telur Bagi Kita?)
Dari segi gizi, telur asin lebih baik dari telur segar sebab protein dan lemak telah terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Dengan demikian siap dicerna dan efisiensi cerna lebih tinggi karena panjang rantai molekul lebih pendek.
Mengapa telur itik?
Bakteri Salmonella dapat masuk ke dalam telur melalui pori-pori kulit telur dan berasal dari kotoran ayam yang melekat pada kulit telur.
Menurut Tanner, ahli mikrobiologi Amerika, telur yang dicuci akan merusak selaput kutikula pelindung pori-pori, sehingga memungkinkan mikroba untuk masuk.
Itulah sebabnya telur itik lebih mudah rusak dibanding telur ayam, mengingat kebiasaan hidup itik di air dan tanah.
Meskipun lebih besar dari telur ayam, telur itik kurang disukai untuk dikonsumsi karena bau amis yang menyolok.
Bau amis ini karena adanya kelenjar "green land" pada itik, yang memproduksi lemak. Bila digunakan dalam industri, kue bersifat kurang mengembang dibandingkan dengan telur ayam.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR