Dengan menghirup aroma minyak murni yang segar seperti mawar atau melati, perasaan tegang orang tersebut perlahan-lahan akan kendur.
Paling tidak ia mampu bernapas dalam-dalam dan merasa lebih rileks. Selain misalnya dipergunakan sebagai parfum, pemakaian terapi jenis ini pun bisa dilakukan dengan cara menyemprotkan aromanya di ruangan.
Mengoleskannya pada permukaan kulit merupakan cara lain memperkenalkan terapiaroma ke dalam kehidupan Anda.
Di kalangan kaum wanita yang demen ngadisalira, metode ini sudah lebih dulu dikenal. Akhir-akhir ini kosmetik dengan terapiaroma sudah berkembang pesat dalam bermacam bentuk dan kegunaan, misalnya yang diramu sebagai pembersih kulit, pelembap, sabun mandi, pewangi tubuh, serta produk perawatan rambut.
"Minyak murni dari bunga yang indah dan lembut, seperti melati, mawar, kenanga, legetan memiliki aroma yang menyentuh dan menyimpan kekuatan tersembunyi untuk menyeimbangkan kekuatanemosi," kata Scholes.
"Mawar memupuk rasa percaya diri. Legetan membangkitkan kreativitas wanita. Melati memberikan kesabaran yang sempurna. Sementara kenanga meredakan kemarahan dan frustrasi."
Mandi terapiaroma juga dapat mengenyahkan rasa gelisah dan ketegangan. Caranya?
Campurkan beberapa tetes minyak terapiaroma ke dalam air yang akan dipakai mandi. Lima tetes campuran minyak melati, kenanga, dan cendana dicampur dengan 12 g minyak jojoba, akan memberikan kepuasan dan kesegaran bagi tubuh Anda.
Bayangkan, guyuran air biasa pun sudah cukup menyegarkan tubuh, apalagi kalau dicampur beberapa tetes minyak penenang jiwa.
Hal yang sama juga berlaku pada metode pemijatan misalnya. Dengan menambahkan minyak beraroma tertentu pijatan-pijatan lembut akan membuat rasa pegal dan linu hilang.
Kalau Anda memanjakan diri dengan wewangian dan produk-produk untuk merawat diri, itu berarti Anda amat menyayangi tubuh. Demikian kata orang bijak.
Para peneliti membuktikan bahwa orang yang berada di lingkungan yang beraroma enak dan wangi mempunyai rasa percaya diri yang tinggi.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR