Makanan pedas akan menghilangkan stresnya. Saat loyo, lemas, dan tak bergairah perlu meningkatkan kerja limpa, minum yang manis-manis agar enerjik.
Masih ada lagi. Ketika ketakutan dan gampang terkejut adalah pertanda ginjal sedang lemah. Makanlah yang asin biar tidak takut dan ginjalnya kuat.
Saat sedih yang diserang adalah paru-paru, sehingga makan makanan yang pedas membuat kita tidak sedih lagi.
Ketika marah-marah, jantung sedang butuh yang pahit. "Orang yang marah diberi rasa pahit bakalan enggak marah lagi," jelas William sambil tersenyum.
Sesekali boleh juga kita mengikuti selera lidah. Tetapi tetap harus diantisipasi dengan lawan atau kawan dari rasa itu.
Misalnya rasa asin masuk ke ginjal akan mengaktifkan hati. Ketika hati lemah, orang ingin sekali makan yang asam-asam, digabung dengan asin.
Saat jantung lemah perlu juga makan yang asam-asam. Memang yang paling tepat untuk jantung adalah rasa pahit.
Tapi kalau terlalu pahit, jantung juga bisa terasa sesak. Makanan pahit pun akan cepat membuat lapar.
Inilah semua yang dimaksud dengan makan yang mengikuti hati. Jika tubuh merasa tidak enak, stop makan dulu!
Bukan asal makan terus kenyang
Makan tidak asal makan yang membuat perut kenyang. Ada "aturan-aturan" yang harus dituruti agar organ tubuh bagian dalam tidak protes.
Selain itu agar membuat makanan dapat memberi maksimal pada tubuh. Caranya:
Kunyahlah sampai lembut
Mengunyah makanan sampai lembut akan mengurangi kerja keras lambung dan usus dalam proses pencernaan. Tugas usus bisa terfokus untuk menyalurkan energi demi penyembuhan dan proses perbaikan organ.
Enzim pencernaan yang ada di air liur juga bekerja sempurna, yang merupakan langkah awal proses pencernaan. Itulah sebabnya disarankan agar saat makan kita tidak ngobrol.
Jangan banyak minum saat makan
Banyak minum atau kemasukan cairan lain, akan mencairkan asam lambung dan enzim pencernaan.
Akibatnya enzim dan asam lambung ini tidak bekerja efektif "mencerna" makanan. Sebaiknya minum dua jam sebelum atau sesudah makan.
Kurangi garam dan rasa pedas untuk membantu tidak minum sewaktu makan.
Makan tidak sambil melakukan kegiatan fisik
Kira-kira satu setengah bagian dari suplai darah seluruh tubuh diperlukan organ pencernaan ketika mencerna makanan.
Kegiatan fisik saat makan akan memindahkan suplai darah dari organ pencernaan, sehingga membuat proses pencernaan menjadi tidak efektif. Istirahat satu jam sebelum makan akan memperlancar suplai darah ke organ pencernaan dan membuat proses pencernaan berjalan efektif.
Makan dengan hati yang senang
Neuropsikologis menemukan bahwa orang yang menghargai makanan dan saat-saat makan, akan lebih efektif dan efisien dalam mencerna makanan. Dibandingkan dengan orang yang makan sambil menonton televisi atau ngobrol.
Dengan memperhatikan cara-cara makan itu, akan meminimkan gangguan pencernaan seperti perut tidak nyaman, kembung, sendawa, konstipasi (sulit buang air besar) dan diare.
Tak harus vegetarian
Apakah menjadi vegetarian, seseorang pasti sehat? Belum tentu juga, kata William. Yang terbaik sebenarnya menyeimbangkan jenis makanan yang kita konsumsi, antara sayur dan daging.
Paling penting adalah kualitas makanannya. Sayur bebas pestisida, daging yang baik bebas penyakit. Porsinya saja yang dikurangi jika berat badan kita sudah berlebih.
Ngemil boleh-boleh saja, asalkan dibatasi. Makanan yang sehat menurut tradisi orang Cina adalah makanan seimbang, rasanya tawar.
Minumnya teh kental (pahit) untuk membersihkan pembuluh darah.
Untuk tahu apakah makanan yang kita makan sudah selaras atau belum, bisa dilihat sendiri saat buang air besar.
Jika feses terasa keras, tandanya usus butuh serat atau sayuran. Jika normal saja, berarti tak perlu serat. Tetapi kalau feses terlalu encer, tandanya tubuh kelebihan serat.
Intinya, jika tinja bentuknya bagus berbentuk silinder sempurna, tandanya kebutuhan serat dan protein sudah seimbang.
Jika tinja pecah encer pertanda seratnya terlalu banyak. Keras sekali atau sembelit saat buang air besar, pertanda seratnya kurang.
(Ditulis oleh Bimo Wijoseno. Seperti pernah dimuat di Mind, Body & Soul – Intisari)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR