Faktor yang menentukan mati-hidupnya penderita sebagian besar tergantung pada faktor luasnya luka, usia, timbulnya infeksi, keahlian medis, kebersihan rumah sakit, dan tidak kalah penting adalah gairah hidup penderita sendiri.
Biasanya, menurut dr. Sidik, penderita yang mau makan harapan untuk hidupnya lebih tinggi.
Psikiater bisa membantu
Pasien dengan luka bakar berat sangat terpukul jiwanya, antara lain karena rasa sakitnya, takut dan malu akan cacatnya, takut ditinggalkan anggota keluarga dan lingkungannya, takut kehilangan pekerjaan, dan seribu satu macam ketakutan lainnya lagi.
Pulihnya keadaan mental pasien memang sebagian besar tergantung dari kemauan dan semangat pasien itu sendiri, di samping bantuan dari tim medis dan orang-orang dekat di sekitarnya.
Sebab itu perlu dipupuk kerja sama yang baik antara tim medis, termasuk psikiater dan orang-orang dekat di sekitarnya, untuk mengatasi diri dari rasa takut dan malu.
Hal itu memerlukan ketabahan, selain waktu. Namun, banyak orang yang walaupun cacat ternyata mampu menempuh hidup baru yang memuaskan karena pandangan hidupnya yang bijaksana.
Mereka tidak menyesali dan merindukan masa lalu yang tak mungkin kembali, tetapi membangun masa depan dengan hal-hal yang masih mereka miliki.
(Baca juga: Kecanduan Bedah Plastik, Pria ini Justru Mengalami Ereksi Permanen)
Alternatif, bedah plastik
Untuk rmngurangi cacat karena luka bakar diperlukan bantuan bedah plastik. Kelainan akibat luka bakar yang memerlukan tindakan bedah plastik ialah:
- luka granulasi;
- jaringan parut yang mengganggu fungsi sendi;
- jaringan parut yang berlebthan, sehingga memberikan keluhan kosmetika atau keluhan subjektif lain, seperti gatal, sakit, panas, dan kaku.
Tindakan bedah plastik dapat berupa:
- tandur alih kulit untuk luka granulasi yang semata-mata bertujuan untuk mempercepat penyembuhan luka;
- tandur alih kulit untuk parut yang berlebihan biasanya menggunakan kulit yang lebih tebal, sehingga dapat diharapkan warna dan sifat-sifainya seperti daerah donor. Tindakan ini biasanya menunggu sampai jaringan parut menjadi dewasa yang memerlukan waktu 18-24 bulan;
- untuk jaringan parut yang tidak luas dan memanjang, jaringan parut tersebut dapat dibuang dan kemudian langsung ditutup;
- pada gangguan sendi, jaringan parut yang dibuang dapat digantikan dengan tandur alih kulit, pemindahan lembar jaringan kulit dengan tangkainya (flap) atau menggunakan teknik bedah mikro untuk memindahkan satu blok kulit ke daerah resipien.
Catatan: Kulit dari satu tempat dapat saja dipindahkan dan tumbuh di tempat lain, misalnya kulit telapak kaki tumbuh di muka, kulit kepgla tumbuh di telapak kaki. Namun, tentu hal ini tidak boleh terjadi, kecuali dalam keadaan terpaksa. Sedapat mungkin sifat donor sama dengan resipien. Misalnya, untuk telapak tangan pakailah kulit telapak kaki, jangan kulit kepala.
Bila pasien dalam keadaan gawat (pada hari-hari pertama), tentu pemindahan kulit belum dapat dilakukan, sedangkan fungsi kulit secepatnya diperlukan.
Dalam hal ini untuk sementara dipergunakan kulit yang menyerupai kulit pasien, yang setiap 2 - 3 hari diganti sebelum kulit cangkokan tersebut melekat.
Kulit yang bisa dipakai antara lain:
- kulit kadaver (kulit yang diambil dari orang yang telah meninggal, seperti halnya kornea mata);
- kulit babi. Kulit babi mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kulit binatang lain, karena sifatnya paling dapat diterima oleh tubuh.
(Pernah dimuat di Buku Kumpulan Artikel Kesehatan 1 – Intisari)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR