Intisari-Online.com - Kekhawatiran warga AS setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS adalah karena ia suka “berkomentar ngawur dan konyol”, laiknya pebisnis yang gemar marah-marah kepada pegawainya.
Hillary Clinton, mantan Menteri Luar Negeri AS, pesaing Donald Trump dalam pemilihan Presiden AS termasuk salah satu tokoh AS yang paling mengkhawatirkan sepak terjang Trump itu.
(Baca juga: Berkebalikan dengan Donald Trump, CIA Sebut Kim Jong-un sebagai Presiden yang Waras)
Pasalnya, sebagai pebisnis kampium dunia, Presiden Trump sebenarnya tidak tertarik dunia politik apalagi dunia politik internasional dan militer sehingga jika Trump dihadapkan pada kedua masalah itu pasti tergagap-gagap.
Kekhawatiran warga AS terhadap “kekonyolan” Presiden Trump akhirnya terjadi ketika, salah satunya, Trump berkomentar mengenai hubungan AS dan Korut yang makin memanas.
Tak hanya itu, ia juga kerap berkomentar ngawur soal masalah nuklir Iran dan upaya militer AS memerangi militan ISIS di kawasan Timur Tengah.
Presiden Trump yang baru saja kembali dari kunjungan ke Puerto Riko, wilayah persemakmuran AS di Kepulauan Karibia yang luluh lantak akibat diterjang badai Maria, rupanya masih merasakan trauma dan rasa tidak enak.
Pasalnya dalam kunjugannya ke negara itu, Trump yang mencoba blusukan dan ikut memberikan bantuan justru membuat kesalahan fatal.
Pada sebuah momen, Trump melemparkan tisu kepada warga Puerto Riko yang berkerumun. Sontak, sikap Trump yang dianggap tidak sopan itu langsung memicu kecaman serta menjadi viral di media sosial.
Maka ketika Presiden Trump mengadakan acara makan malam di Gedung Putih pada Jumat (6/10) malam bersama para pejabat teras militer AS dan para wartawan, Trump kembali “ngaco” karena masih membawa-bawa masalah Puerto Riko.
(Baca juga: Berkebalikan dengan Donald Trump, CIA Sebut Kim Jong-un sebagai Presiden yang Waras)
“It could be … the calm, the calm before the storm,” (akan kembali tenang sebelum badai menerjang) komentar Presiden Trump seperti dikutip Cnn.com.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR