Advertorial

Bukan dari Nasi, Karbohidrat Terbaik Berasal dari Makanan Ini

Moh Habib Asyhad

Penulis

Orang Indonesia paling doyan dan sulit lepas dari yang namanya nasi. Rasanya tidak makan kalau tidak tersuguh nasi di piring.
Orang Indonesia paling doyan dan sulit lepas dari yang namanya nasi. Rasanya tidak makan kalau tidak tersuguh nasi di piring.

Intisari-online.com -Orang Indonesia masih memegang teguh tradisi kalau makan itu mesti nasi. Padahal nasi bukanlah sumber karbohidrat terbaik yang kaya nutrisi.

Menurut Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum dari Dr Tan Wellbeing Clinics Tangerang, kebanyakan nasi yang dinikmati bangsa kita adalah beras rafinasi.

Beras rafinasi adalah beras yang sudah mengalami proses pengolahan berulang kali di pabrik sehingga umumnya beras itu digiling sehingga tidak ada lagi kulit arinya.

(Baca juga:Nahas, Niat Hati Mudik untuk Beristirahat, Keluarga Ini Justru Temukan Rumahnya Sudah Jadi Jalanan Beraspal)

Jadi, nasi putih, ketan putih, atau beras apa saja yang sudah hilang kulit arinya termasuk karbohidrat rafinasi. Bukan saja nasi putih, karbohidrat rafinasi juga mencakup gula putih, pemanis, jus buah, pasta, sereal, tepung, biskuit, roti, kue, dan es krim.

Dalam situs resmi Harvard T.H. Chan School of Public Health disebutkan bahwa sumber karbohidrat yang paling tidak sehat adalah karbohidrat yang sudah diproses/diolah. Seperti contoh di atas tadi.

Dikatakan tidak sehat karena sudah mengalami rafinasi. Karbohidrat rafinasi menjadi sangat mudah diproses dalam tubuh sehingga berat badan mudah bertambah dan meningkatkan risiko penyakit diabetes, jantung, hipertensi, dan asam urat.

Selain itu, ungkap Tan, akibat proses rafinasi, makanan sumber karbohidrat yang kita konsumsi itu sudah hilang vitamin dan seratnya.

Satu-satunya dampak yang timbul adalah kita menjadi kenyang, tapi nutrisi yang diterima tubuh tidak sempurna. Karena nutrisi sudah hilang saat proses pengolahan.

Dalam situs Harvard University itu juga dijelaskan bahwa sumber karbohidrat yang paling sehat adalah sayur-sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian atau kacang-kacangan yang tidak diolah alias minim proses.

Karbohidrat sehat ini disebut juga dengan karbohidrat utuh (whole carbs) karena ia tidak mengalami banyak proses setelah dipanen. Misalnya bisa langsung dimakan atau hanya mengalami sedikit proses saja. Sehingga makanan itu masih mengandung serat asli.

(Baca juga:Duh, Karena Tak Mau Memvaksinasi Anaknya, Ibu Ini Terancam Hukuman Penjara)

Dengan mengonsumsi karbohidrat utuh, tubuh dapat menerima nutrisi yang melimpah dan kaya serat. Selain itu, lonjakan kadar gula darah juga tidak terjadi seperti ketika mengonsumsi karbohidrat rafinasi.

Manfaatnya juga lebih besar karena meningkatkan kesehatan metabolisme sehingga risiko berbagai penyakit berkurang.

Selama ini banyak orang yang tidak setuju jika sayur dan buah dimasukkan dalam kategori karbohidrat. Semua sayur dan buah hanya dianggap sumber vitamin saja, titik.

Tentu saja ada salah pengertian di situ. Sebab jelas sekali sayuran dan buah mengandung gula yang adalah komponen dari karbohidrat.

Karena itu paling direkomendasikan untuk mengisi piring makan kita lebih banyak dengan karbohidrat sehat, yaitu sayuran (kecuali kentang) dan buah-buahan.

Setidaknya lebih dari setengah piring makan harusnya diisi dengan sayuran dan buah. Jangan lagi seperti kebiasaan kita, nasinya seabrek, eh sayurnya sejumput saja.

Soal konsumsi nasi ini, sebaiknya pelan-pelan dikurangi. Bahkan jika merujuk pada penjelasan dari Harvard University tadi, nasi putih rafinasi ditinggalkan saja. Kecuali Anda bisa menjamin bahwa nasi putih yang Anda konsumsi bebas rafinasi.

(Baca juga:Selain Bikin Sehat, Buah dan Sayur Ternyata Membuat Orang Optimis

Jika masih belum sanggup juga untuk meninggalkan nasi putih rafinasi, sebaiknya konsumsi nasi merah, nasi jagung, atau nasi cokelat saja. Untuk porsinya, perhatikan kebutuhan kalori masing-masing.