Intisari-Online.com -- Ia punya sifat tahan banting, ringkas, mudah dioperasikan namun mematikan.
Itulah peluncur granat yang merupakan predikat bagi pelontar granat yang awalnya merupakan produk Rusia dan dinamai RPG-7 (Rocket Propeled Granate-7).
Tahan banting lantaran senjata ini tak dilengkapi peranti sensor maupun penuntun (guided system) sensitif yang butuh kerja ekstra untuk merawatnya.
Bentuknya ringkas apalagi mudah didapat dan dibawa ke mana saja.
(Baca juga: Tak Hanya Korut, Iran Ikut-Ikutan Uji Coba Peluncuran Rudal Balistik dan Donald Trump pun Makin Pusing Tujuh Keliling)
Dengan bentuk seperti itu RPG menjadi salah satu senjata berklasifikasi tinggi dan gampang diselundupkan.
Dalam berbagai pertempuran, satuan lapis baja AS sudah merasakan keganasan RPG.
Tank M1A1 Abrams milik marinir AS yang dikenal tak terkalahkan, dibuat tak berdaya akibat tembakan sejumlah RPG.
Demikian pula ranpur beroda andalan AD AS, Stryker, juga mengalami nasib serupa.
Awalnya RPG ditemukan ketika sejumlah senjata pembunuh tank milik Nazi Jerman, Panzerfaust berhasil disita Rusia.
Lalu Rusia menyontek kinerja senjata ini dan menerapkan pada generasi awal RPG, yaitu RPG-2/3. Tahun 1961 muncul versi yang lebih modern RPD-4.
Secara teknis untuk menghantam target ada beberapa tipikal hulu ledak yang bisa dilontarkan.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR