Bangunan ikonik di Riyadh bermandikan cahaya hijau dan piranti stereo memainkan lagu-lagu patriotik, saat para penonton berlari-lari di jalanan dengan mobil bertiang yang memasang bendera nasional.
Dengan drum dan puisi, penari pedang tradisional yang merayakan tradisi pejuang Arab Saudi melangkah melalui Tahlia Street, sebuah jalur belanja kelas atas di jantung Kota Riyadh.
"Pada kesempatan besar ini, kami merasa bahwa kerajaan tersebut telah menjadi negara yang penting dengan peran perintis di tingkat regional dan internasional," kata Pangeran Mohammed.
Hal itu diungkapkannya dalam sebuah pidato yang sebelumnya dilansir oleh Badan Pers Saudi, yang dikutip AFP.
Pangeran berusia 32 tahun itu telah ditetapkan untuk menduduki tahta di sebuah negara di mana separuh penduduknya berusia di bawah usia 25 tahun. Kendati demikian, waktu pentahbisannya belum diketahui.
(Baca juga: Pangeran Arab: Donald Trump Adalah Teman Sejati Para Muslim)
Dia sudah dipandang sebagai penguasa de facto yang mengendalikan semua tuas utama pemerintah.
Mulai dari urusan pertahanan hingga ekonomi berada di tangan sang pangeran, meski belum ada pelimpahan kekuasaan secara formal dari ayahnya, Raja Salman, yang kini berusia 81 tahun.
(Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Baru, Kaum Hawa Penuhi Stadion King Fahd di Riyadh...")
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR