Penulis
Intisari-Online.com - Marie Antoinette adalah istri dari Raja Perancis Louis XVI dan dialah ratu terakhir sebelum terjadi peristiwa Revolusi Perancsis.
Ratu berparas jelita ini menjadi simbol tren berbusana dan kecantikan wanita Perancis pada zamannya.
Namun Marie Antoinette dibenci dan dimusuhi oleh banyak rakyat Perancis karena sikapnya yang dianggap terlalu boros.
Antoinette gemar berpesta, mengoleksi tas dan gaun mahal, membeli banyak properti mewah dan juga sangat boros dalam berbelanja.
Antoinette sendiri adalah keturunan dari Kaisar Roma Suci Francis 1 dan Ratu Maria Theresa dari Kerajaan Hofburg.
Meski tak pintar dalam hal akademik, Antoinete sangat berbakat dalam seni dan sering bernyanyi dengan suaranya yang merdu.
Marie Antoinette menikah dengan Louis XVI karena dijodohkan oleh ibunya dan kakek Louis XVI.
Pesta pernikahan digelar dengan mewah dan meriah di Istana Versailes oada 16 Mei 1770.
Baca Juga : 32 Negara Paling Korup di Dunia, Venezuela dan Rusia Termasuk, Indonesia Nomor Berapa?
Sayangnya, pernikahan yang megah itu tidak diikuti dengan kehidupan rumah tangga yang harmonis.
Marie Antoinette merasa dia tidak siap menjadi seorang istri dan berulang kali menangis karena merindukan ibunya.
Louis XVI yang dinilainya kurang tegas juga semakin membuatnya merasa telah salah memilih pasangan hidup.
Pada 10 Mei 1774, Louis XVI menggantikan Raja Louis XV yang wafat. Ia menjadi Raja Perancis dan Navarre.
Baca Juga : Kamis Siang, Gempa Bumi Berkekuatan 5,3 SR Guncang Aceh Barat
Antoinette pun secara otomatis menjadi Ratu Perancis dan mendapat peran yang sangat penting dalam pemerintahan.
Hanya dua minggu setelah dilantik menjadi Ratu, Marie Antoinette mendapat hak penuh untuk satu properti kerajaan Petit Trianon yang mewah.
Kegilaan Antoinette pada pesta makin membuncah. Ia makin sering berjudi, berpesta dan berbelanja.
Sementara suaminya, Raja Louis XVI sangat tertutup, pemalu dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
Saat malam tiba dan Raja masuk ke kamar, Antoinette malah baru pergi berpesta hingga pagi hari dan tidur saat hari sudah mulai siang.
Namun kecantikannya membuat Antoinette punya banyak pengagum dan ia juga terlibat skandal perselingkuhan dengan diplomat Swedia Count Axel von Fersen.
Rakyat makin membenci sang Ratu Perancis ini dan tahun 1780-an, beredar pamflet yang mengatakan bahwa Marie Antoinette si Ratu Perzinahan.
Kala itu, ekonomi Perancis sedang sangat kacau dan banyak rakyat tak mampu membeli makanan yang layak.
Baca Juga : Selain Sariwangi, 3 Perusahaan Legendaris Indonesia Ini Juga Dinyatakan Pailit, Padahal Penuh Kenangan
Antoinette malah bersikap acuh dan membangun sebuah rumah megah di Versailles pada 1786.
Rakyat mengamuk. Tahun 1789, rakyat menyerang kerajaan dan menuntut Raja Louis XVI dan Ratu Antoinette dipenjara.
Suasana tak terkendali dan banyak korban jiwa berjatuhan. Upaya penyelamatan diri para keluarga kerajaan tidak berhasil.
Louis XVI dan Marie Antoinette ditangkap untuk diadili.
Hukuman bagi keduanya adalah hukum penggal dengan alat yang disebut guilottine.
Louis XVI dipenggal dihadapan rakyatnya pada 21 Januari 1793.
Sedangkan istrinya, si ratu gila belanja Marie Antoinette diekekusi pada 16 Oktober 1793.
Kata-kata terakhirnya adalah "Maaf Tuan, saya tidak sengaja". Kalimat itu ia ucapkan saat menginjak sepatu sang algojo.
Sorak sorai rakyat mengiringi pisau guilottine yang tajam terjun ke bawah memenggal leher sang Ratu Perancis.
Jasadnya dimakamkan di pemakaman umum di Madeleine dan tidak diberi identitas apa pun pada batu nisannya.
Begitulah akhir kisah hidup Marie Antoinette yang bergelimang kemewahan sejak kecil namun harus tunduk dihukum oleh rakyatnya sendiri.
Baca Juga : Baru Saja Berdamai, Warga Korea Selatan Sudah 'Bikin Ulah' dengan Masuk Perbatasan Korea Utara Secara Ilegal