Find Us On Social Media :

Kisah Pilu Cut Nyak Dien, Pahlawan yang Makamnya Baru Ditemukan 50 Tahun Setelah kematiannya

By intisari-online, Minggu, 23 September 2018 | 09:00 WIB

Intisari-Online.com - Berasal dari keluarga bangsawan tidak membuat Cut Nyak Dien memilih hidup nyaman.

Ia adalah sosok yang peka terhadap pederitaan rakyat Aceh akibat penjajahan Belanda. Dan karena itulah ia memutuskan mengangkat senjata.

Cut Nyak Dien lahir pada 1848 dan berasal dari keluarga bangsawan yang sangat taat beragama.

Ayahnya Teuku Nanta Seutia, seorang ulebalang (panglima perang) VI Mukin.

Ia juga diketahui sebagai keturunan langsung Sultan Aceh—jika dilihat dari garis ayahnya.

Cut Nyak Dien menikah pada usia masih belia pada tahun 1862, dengan Teuku Ibrahim Lamnga dan memiliki seorang anak laki-laki.

Ketika Perang Aceh meletus pada 1873, Cut Nyak Dien memimpin perang di garis depan melawan pasukan Belanda yang bersejata lebih lengkap.

Cut Nyak Dien dikenal sebagai panglima perang yang tangguh di wilayah VI Mukin.

Setelah bertahun-tahun bertempur, pasukan yang dipimpin Cut Nyak Dien makin terdesak.

Demi menghindari kejaran pasukan Belanda, keluarga Cut Nyak Dien lalu memutuskan mengungsi ke daerah yang makin terpencil dan terus mengobarkan semangat pertempuran.

Tapi dalam pertempuran sengit di kawasan Sela Glee Tarun, Teuku Ibrahim gugur.

Kendati suaminya gugur, Cut Nyak Dien bertekad untuk terus melanjutkan perjuangannya melawan kolonial Belanda dengan semangat yang makin berapi-api.

Kebetulan sewaktu menyelenggarakan upacara penguburan Teuku Ibrahim, Cut Nyak Dien bertemu dengan Teuku Umar yang kemudian menjadi suami sekaligus rekan seperjuangan.