Find Us On Social Media :

Menjelang G30S PKI, Pesta di Kedutaan Tanpa Membayangkan yang Terjadi Setelahnya

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 12 September 2018 | 22:00 WIB

Mereka menggali terus-terusan di jantung kota dan mengayominya dengan pohon.

Kemudian mereka membangun rumah-rumah kecil yang kokoh, rapi dan berjendela rapat menghadapi terusan.

Penghuninya bekerja keras dan setia untuk pemerintah dan kompeni atau perusahaan pelayaran yang berpusat di Amsterdam, Rotterdam dan Den Haag.

Untuk suatu waktu tertentu, dengan kerajinan Eropanya orang Belanda berhasil memberikan suatu suasana teratur yang dibuatbuat di Batavia.

Tetapi sejak orang Indonesia membebaskan negaranya dari kekuasaan Belanda, semuanya dibiarkan terlantar, dengan perpaduan ketidakacuhan tropik yang ria, pengaruh cuaca dan kemerosotan ekonomi.

Baca Juga : Kisah Pemain Timnas yang Dijadikan 'Boneka' oleh PKI demi Menangkan Pemilu

Dengan demikian terdapat suasana keusangan sekitar gedung-gedung yang tadinya indah. Taman-taman umum menjadi hutan kecil. Sementara terusan menjadi tempat mandi umum, lainnya menjadi pecomberan.

Presiden Soekarno, seorang berambisi tinggi dan seorang yang suka main-main dengan seni, seringkali meledak-ledak karena tidak sabar melihat beberapa segi kebutuhan ibukotanya.

Dalam masa pemerintahannya yang sekitar duapuluh tahun itu ia berusaha memperbaiki wajah kota Jakarta.

Tetapi hasilnya bersuasana setengah rampung, sebab Soekarno hanya tertarik kepada hal-hal yang spektakuler.

Ia tak tertarik atau tidak sabar dengan masalah-masalah terperinci membosankan daripada suatu rencana pembangunan jangka panjang yang mantap.

Pilihannya jatuh kepada suatu deretan pembangunan spektakuler sekali jadi – gedung-gedung megah, monumen-monumen, istana-istana – dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari ekonomi yang makin meluncur ke bawah.