Find Us On Social Media :

Imunisasi MR Ditunda: Kekebalan Komunitas Tak Terwujud, 'Tsunami Rubella' pun Mengancam

By Ade Sulaeman, Rabu, 12 September 2018 | 10:15 WIB

Intisari-Online.com - Program imunisasi MR di Aceh menjadi perbincangan setelah plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah menunda imunisasi karena adanya enzim babi pada vaksin MR yang digunakan.

Sementara Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh (MPU) menyatakan bahwa vaksin MR boleh digunakan.

Seperti diketahui, program imunisasi MR yang bertujuan untuk memutus mata rantai penularan virus campak dan rubella untuk anak usia 9 bulan hingga 15 tahun.

Kekhawatiran muncul di kalangan medis, khususnya dokter anak di Aceh. Sebab, menurut mereka, imunisasi MR tidak sepantasnya ditunda.

Baca Juga : Inilah Cadangan 'Senjata' Indonesia yang Bikin Ekonominya Kalahkan Malaysia

Sejumlah ibu pun akhirnya mulai menuntut agar Nova mencabut aturan penundaan vaksin MR.

Bahkan, kekhawatiran tersebut sampai memunculkan istilah tsunami MR, sebab jika mata rantai penularan virus campak Rubella tidak diputus, diduga korban-korban berikutnya akan bertambah banyak dalam waktu cepat.

Apalagi, data menunjukkan bahwa jika satu anak terkena virus MR, maka virus tersebut dapat ditularkan kepada 12 hingga 18 anak yang berada di rempat yang sama, sebab MR dapat mudah ditularkan melalui pernafasan atau bersin.

Baca Juga : Awalnya Pembantu Artis, Kini Mereka Bintang Terkenal dan Bergelimang Harta

Herd Immunity

Selain dapat melindungi anak yang sudah diimunisasi, vaksinasi juga bisa melindungi anak-anak yang tidak pernah mendapat vaksin sejak bayi.

"Saya juga pernah datang ke sebuah diskusi dengan ibu-ibu antivaksin. Ada seorang ibu yang membawa bayinya untuk dipamerkan kalau keenam anak-anaknya tidak divaksin tapi tetap sehat," kata Prof.dr.Sri Rezeki Hadinegoro Sp.A(K), dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, seperti dilansir dari kompas.com.

Sri menjelaskan bahwa hal ini bisa terjadi ketika jumlah anak yang diimunisasi sangat banyak.