Find Us On Social Media :

Benarkah Bunuh Diri Bisa Dicegah dengan Mengenali Tanda-tandanya? Nyatanya Tak Sesederhana Itu

By Intisari Online, Selasa, 11 September 2018 | 17:15 WIB

Intisari-Online.com - Wilkins Kearney meninggalkan sebuah catatan untuk istrinya di mejad dapur, bersandar pada foto pernikahan mereka.

Catatan itu dibuka dengan, “Kepala Lilla sayang,” dan diakhiri, “Aku sangat mencintaimu!”—Lalu Wilkins membuka laci dan mengeluarkan senjatanya.

Keluarganya tidak menangkap ada tanda-tanda spesifik sebelum Wilkins bunuh diri.

Mereka tidak melihat ada tanda-tanda depresi, juga tanda-tanda yang lain. Ia selalu bersemangat, teman yang menyenangkan, dan murah senyum.

“Orang yang aktif dalam keseharian,” ujar salah seorang teman dekatnya.

Baca Juga : 'Karang Bunuh Diri', Tempat Ribuan Tentara Jepang Bunuh Diri karena Malu Setelah Kalah Perang

Selama bertahun-tahun, kampanye layanan publik yang menekankan bahwa bunuh diri bisa dicegah--banyak orang-orang bisa menyelamatkan nyawa mereka--dengan menangkap tanda-tanda khusus.

Tapi, menurut penelitian RAND terbaru bahwa itu tidak sesederhana yang dibayangkan—bahkan jauh lebih rumit.

“Apa yang aku rindukan?” janda Wilkins, Lilla Wright Kearney, masih bertanya-tanya dalam dirinya.

“Aku tinggal bersamanya! Apa yang bisa aku ubah? Apa yang bisa aku lakukan? Aku akan melakukan apa pun untuk membawanya kembali, dan aku tida bisa, dan itu benar-benar telah menghancurkanku.”

ANGKA BUNUH DIRI YANG SEMAKIN MENINGKAT

Bunuh diri telah menjadi salah satu penyebab utama kematian di Amerika Serikat.

Dari tahun ke tahun selama lebih dari satu dekade ini, jumlah korbannya terus meningkat—terutama di kalangan perempuan muda dan paruh baya.