Find Us On Social Media :

Para Ilmuwan Ingin Hijaukan Gurun Sahara yang Gersang, Bagaimana Caranya?

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 11 September 2018 | 16:00 WIB

Intisari-Online.com- Sahara adalah gurun panas terbesar di dunia dengan hamparan pasir yang panas dan sangat kering.

Karena kondisi yang membakar, banyak proyek energi sudah berusaha untuk memanfaatkan potensi matahari yang sangat besar di Sahara.

Tetapi dilansir dari Science Alert, Senin (10/9/2018), ada penelitian baru yang luar biasa.

Yakni bahwa ladang pembangkit listrik tenaga surya dan angin dapat menciptakan hujan dan menumbuhkan tanaman hijau ke padang pasir.

Baca Juga : Belum Ada Listrik, Teknologi Kuno Berusia 2400 Tahun Ini Mampu Mendinginkan Es di Gurun

"Peningkatan curah hujan adalah konsekuensi dari interaksi tanah-atmosfer yang kompleks karena panel surya dan turbin angin membuat permukaan tanah menjadi lebih kasar dan gelap," kata seorang peneliti, ilmuwan atmosfer Eugenia Kalnay dari Universitas Maryland.

Para ilmuwan tahu bahwa pembangkit listrik tenaga surya dan angin menghasilkan efek terlokalisir pada hal-hal seperti panas dan kelembaban di wilayah yang mereka pasang.

Tetapi tidak ada yang tahu bagaimana efek ini akan terjadi jika Anda membangun kompleks energi terbarukan yang sangat besar di gurun Sahara.

Kenapa Sahara? Karena gurun Sahara memiliki pasokan energi matahari dan angin alami yang besar.

Baca Juga : Beginilah Cara ISIS Menjadikan Para Perempuan sebagai Komoditas dan Budak Seks di Timur Tengah

Selain itu di sana juga jarang penduduk dan lanskapnya tidak banyak digunakan oleh manusia.

Plus, bersama dengan wilayah Sahel yang lebih ringan dan transisional ke gurun di selatan, Sahara terletak dekat dengan Eropa dan Timur Tengah.

Yakni tempat yang memiliki kebutuhan energi yang sangat besar, dan tentu saja ke sub-Sahara Afrika, yang kebutuhan energinya diproyeksikan akan tumbuh di masa depan.

Jika mereka mengerahkan turbin surya dan angin melintasi Sahara dan Sahel, itu tidak hanya akan bermanfaat bagi energi terbarukan, namun juga akan melipat gandakan curah hujan di sana.

Baca Juga : Jonatan Christie Ternyata Punya Niat 'Nakal' Saat Ngepel di Lapangan, Ini Pengakuannya

Akibatnya, pertumbuhan vegetasi akan meningkat sekitar 20 persen di Sahara.

Hal ini bisa terjadi karena turbin angin meningkatkan pencampuran vertikal panas di atmosfer.

Itu kemudian mendorong udara yang lebih tinggi, lebih hangat ke permukaan dan meningkatkan gesekan permukaan tanah, dan akhirnya mengarah pada kemungkinan presipitasi yang lebih besar.

Pada saat yang sama, panel surya, yang menyerap sinar matahari akan mengurangi jumlah pantulan cahaya di permukaan dan akhirnya dapat meningkatkan curah hujan.

Selain untuk menghindari emisi gas rumah kaca antropogenik dari bahan bakar fosil, energi surya dan angin ini dapat memunculkan dampak iklim menguntungkan yang tak terduga dalam skla besar di Sahara.

Baca Juga : Sri Mulyani: Tiap Rupiah Melemah Rp100, Penerimaan Negara Naik Rp4,7 Triliun