Find Us On Social Media :

Dulu Kaum Yahudi Hampir Memilih Argentina Sebagai Tanah Air, Bukan Palestina

By intisari-online, Senin, 10 September 2018 | 11:45 WIB

Intisari-online.com - Bangsa Yahudi dulu mengalami diaspora atau penyebaran.

Proses tersebarnya bangsa Yahudi ke seluruh dunia sebenarnya telah berjalan sejak selesainya masa pembuangan Babilonia di abad 6 SM.

Pada awal abad 1 M saja, sudah ada 5 juta orang Yahudi yang menetap tersebar di wilayah kerajaan Romawi.

Bangsa Yahudi adalah salah satu dari bangsa-bangsa di dunia ini yang mempunyai kesadaran rasial dan nasional yang amat kuat.

Baca Juga : Masih Simpang Siur, dari Manakah Asal-usul Orang Yahudi Ashkenazi Sebenarnya?

Meskipun negara mereka telah hancur dan berabad-abad menetap di negeri orang, dan bercampur darah dengan anak negeri setempat, mereka masih tetap juga bisa memelihara identitas mereka sebagai orang Yahudi.

Hal yang memungkinkannya adalah, karena pada mereka ada ikatan keagamaan (agama Yahudi) yang amat kuat, yang di dalamnya terpateri pula kesadaran sejarah nenek moyangnya di masa lampau.

Di mana-mana orang Yahudi biasanya tinggal menyendiri diperkampungan Yahudi yang di sebut Ghetto.

Umumnya mereka hidup sebagai pedagang, bankir atau rentenir; terkenal rajin, ulet dan hemat (terkenal pelit), sehingga banyak di antaranya menjadi jutawan.

Baca Juga : Berasal dari 12 Putra Yakub, ke Mana Perginya 10 Suku Israel yang Hilang?

Sifatnya yang demikian itu, ditambah lagi dengan sifatnya yang sukar untuk berasimilasi, menyebabkan diberbagai negeri sering timbul gerakan anti Yahudi atau anti Semit dari penduduk negeri setempat.

Ambil contoh, terjadi di Rusia tahun 1882 dan di Jerman di masa pemerintahan Adolf Hitler.

Sering timbulnya gerakan anti Semit itulah yang kemudian mendorong lahirnya gerakan Zionisme sedunia.

Gerakan ini pertama kali dicetuskan pada tahun 1896 oleh Dr. Theodore Herzl, seorang Yahudi Hongaria di Paris.

Baca Juga : Beginilah Keunikan Cara Makan Orang Yahudi, Salah Satunya Daging Tak Boleh Dicampur Susu

Menurut Herzl, satu-satunya obat mujarab untuk menanggulangi anti Semit didunia adalah, menciptakan suatu tanah air bagi bangsa Yahudi.

Melalui pamfletnya yang berjudul "Der Yuden Staat” ia telah mempropagandakan cita-citanya itu.

Pada mulanya Herzl belum menegaskan di mana letak tanah air bangsa Yahudi itu. Disebut-sebutnya mula-mula Argentina dan Palestina.

Tetapi dalam kongres kaum Zionis pertama di Basel, Swiss tahun 1897, mereka telah menetapkan Palestina sebagai pilihannya.

Ada yang beranggapan, bahwa pengertian nation bagi umat Yahudi sekarang ini sesungguhnya telah kabur.

Begitu juga sulit untuk menyebut umat Yahudi itu sebagai volk atau ras, karena pada mereka tak kedapatan lagi keseragaman watak dan ciri-ciri jasmani.

Hal ini diakui pula oleh seorang sosiolog Yahudi terkenal, George Friedman.

Pada garis besarnya sekarang ini ada dua macam orang Yahudi.

Pertama Yahudi Eropa. Mereka berkulit putih, tingkat hidupnya sudah tinggi dan maju, dan dalam segala hal merasa dirinya lebih.

Baca Juga : Deklarasi Balfour, Upaya Inggris Merebut Hati Amerika dengan ‘Menjual’ Palestina Kepada Bangsa Yahudi

Kedua Yahudi dari Afrika dan Asia yang berkulit berwarna, umumnya terbelakang dan miskin.

Orang Yahudi-Eropa itulah yang kini mendominasi dan berkuasa di negara Israel.

Di luar kedua golongan itu, masih ada lagi orang Yahudi kaum proselit.

Yaitu mereka yang sebenarnya bukan orang Yahudi, tetapi kemudian meng-Yahudikan diri karena mereka memeluk agama Yahudi.

Mereka ini banyak terdapat di Asia, Afrika dan di Eropah Timur (Ukraina, Polandia).

Dengan pengertian nation yang kabur itulah kini kaum Zionis dengan dalih sejarah keturunan Yakub, menuntut Palestina sebagai tanah air mereka.

Tanpa mereka memikirkan hak bangsa lain, bangsa Arab Palestina yang telah menjadi penduduk pribuminya. (Drs. Moehkardi)

Baca Juga : Misteri Kubah Batu Yerusalem: Sumur Jiwa, Pusat Dunia, dan Tempat Disimpannya Tabut Perjanjian