Find Us On Social Media :

Tidak Pernah Menyerah pada Keadaan, Tiga Wanita Cacat Ini yang Menyulam Topi Mark Philips

By K. Tatik Wardayati, Senin, 10 September 2018 | 19:00 WIB

Hilda sejak semula memutuskan bahwa anak-anaknya harus hidup sedapat mungkin seperti orang biasa. “Saya ingat", cerita Irene, “ibu dari kursi berodanya mendorong kursi beroda Betty di muka dan sekaligus menarik kursi roda saya di belakang".

Baca Juga : 12 Foto Ini Seolah Ingin Buktikan Bahwa Keluarga Kerajaan Inggris Memang Punya Darah yang Sama

la bersikeras bahwa puteri-puterinya mesti ikut kepanduan. Betty dan Irene  sebetulnya enggan sekali. Tetapi berkat ikut kepanduan ini mereka tidak takut bergaul dengan orang lain.

Hilda juga memutuskan bahwa kemampuan otak puteri-puterlnya harus dikembangkan. la minta kepada London Education Authority agar bagi puteri-puterinya bisa diberikan seorang guru yang mengajar di rumah.

“Orang-orang bilang kepada ibu bahwa tidak mungkin bisa diberikan guru untuk mengajar dua anak saya", cerita Betty. “Tetapi kenyataannya guru diberikan dan kami merupakan anak-anak pertama di Inggeris yang menerima pendidikan negara di rumah".

Mereka memanfaatkan pengajaran yang diterima dengan sebaik-baiknya. Mereka membaca banyak sekali, mendengarkan radio dengan setia dan sering berdebat mengenai politik. Betty seorang sosialis, tapi Irene berpihak kepada partai Conservatip.

Baca Juga : 12 Foto Ini Seolah Ingin Buktikan Bahwa Keluarga Kerajaan Inggris Memang Punya Darah yang Sama

Di meja tempat mereka bekerja mereka berdiskusi tentang Women's Lib segala. Betty di pihak Women's Lib, Irene anti.

Betty, Irene dan ibunya adalah orang-orang bisnis yang bisa melihat ke depan. Beberapa tahun yang lalu Hilda membeli rumah besar yang mereka diami. Karena mesti hidup dengan kursi beroda, tingkat-tingkat atas dibuat jadi flats dan disewakan.

Ketika sebuah kamar mandi di tingkat atas diubah, pembangun memotretnya dan memperlihatkannya kepada mereka, supaya mereka bisa melihat hasilnya. Mereka sendiri tidak bisa naik ke sana.

Betty dan Irene dulu pernah bekerja pada orang lain. Memang sulit mendapatkan pekerjaan karena keadaan tubuh mereka. Satu-satunya yang bisa dijumpai ialah pekerjaan melipat kartu Natal. Bayarannya murah sekali, untuk seratus lembar mereka dibayar 1 shilling dan sixpence.

Baca Juga : Royal Wedding Kerajaan Inggris, Putri Eugenie Ingin Pesta Pernikahannya Bebas Plastik