Find Us On Social Media :

Kisah Perjuangan Alexander Fleming Agar Dunia Mau Memakai Penicilin, Inspiratif!

By K. Tatik Wardayati, Senin, 10 September 2018 | 05:30 WIB

Baca juga:Hanya Karena Jari yang Tergores Saat Bersihkan Udang, Perempuan Ini Alami Infeksi Hingga Berujung Kematian

Jamur tak diundang

Pada saat itu Professor Alexander Fleming sedang sibuk menyelidiki staphylokok, penyebab nanah yang berbahaya. Untuk tujuan riset ia membiakkan biang keladi itu dalam mangkok-mangkok gelas yang disebut tempat petri.  Ketika ia pada hari bulan Agustus itu memeriksa mangkok-mangkok kultur itu ternyata terbentuk suatu jenis jamur.

Setiap ahli riset lain akan membuang mangkok-mangkok itu ke dalam keranjang sampah. Soalnya karena jamur menjadi pertanda bahwa kerjanya kotor, dan merupakan suatu celaan bagi seorang bakteriolog.

Namun Fleming sudah terbiasa dengan kejadian-kejadian seperti itu. Karena penyelidikannya tidak mendapat subsidi, dari rumah sakit St. Mary's, ia terpaksa bekerja di sebuah laboratorium kecil yang rupanya lebih mirip dengan gudang apotik dan sama sekali tidak bersih.  Perlengkapannya juga apa adanya.

Setiap kali Fleming mau membuka sebuah piring petri untuk diperiksa, ia sudah harus memperhitungkan kemungkinan ada kotoran yang masuk dari udara. Dengan cara itu semestinya spora jamur itu bisa masuk kultur penyebab nanah itu.

Baca juga: Dijilat Anjing, Seorang Wanita Tewas dan Pria Diamputasi: Begini Infeksi dan Risiko yang Ditimbulkan Bakteri Liur Anjing

Tetapi Alexander Fleming tidak segera membuang hasil  kultur jamuran itu. Ia memperhatikan dengan saksama perkembangan jamur tersebut. Selama ini semua terjadi serba kebetulan, tetapi sekarang Fleming tergugah untuk mengetahui lebih lanjut.

Lebih lama ia memperhatikan kultur ternoda itu, lebih tertarik hatinya. Lingkaran-lingkaran sekeliling jamur itu telah memusnahkan penyebab nanah itu. Rupanya jamur itu telah menghasilkan suatu bahan yang bisa memusnahkan staphylokok.

Dan bahan seperti itulah yang dicari-cari oleh para dokter di seluruh dunia selama puluhan. tahun.

Fleming mengambil piringan petrinya dengan kedua tangannya  lalu lari ke ruangan laboratorium rumah sakit St. Mary untuk menceritakan hal ini kepada rekan-rekannya. Bersama dengan mereka ia selama perang dunia 1 dari tahun 1914 — 1918 bekerja 18 jam sehari dalam sebuah laboratorium perang di Perancis untuk mencari obat melawan staphylokok.

Baca juga: Jangan Sembarang Makan Tiram, Pria Ini Tewas Akibat Bakteri Pemakan Daging Setelah Makan Tiram di Sebuah Restoran